YERUSALEM (CB) – Seorang komandan Hamas memberikan
kesaksian melalui jaringan radio yang diselundupkan ke dalam penjara,
saat menjadi tahanan Israel. Hal itu diungkapkan salah seorang petugas
berwenang penjara Israel.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (3/6/2015), Abdallah Barghouti, salah seorang komandan Hamas yang sempat dominan di jalur Gaza diketahui telah bersaksi bahwa sejak 2003, dirinya telah menjadi tahanan Badan Keamanan Internal Israel, Shin Bet.
Ia divonis 67 tahun penjara oleh pengadilan militer Israel, menyusul serangan yang dilakukan kelompoknya terhadap militer dan warga Israel. Serangan tersebut menewaskan 66 orang dan melukai ratusan lainnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang petugas penjara Israel, Sivan Weizman, Abdallah Barghouti memberikan kesaksian melalui sebuah jaringan radio telefon genggam yang diselundupkan ke dalam ruang tahanannya.
“Dia (Barghouti) telah ditangkap pada 2003. Sebuah telefon genggam diselundupkan ke dalam tahanannya, kemudian ia terdengar berbicara dengan seseorang dan memberikan kesaksian tentang penahanannya. Saat ini ia masih ditahan di ruang isolasi,” ungkap Weizman.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (3/6/2015), Abdallah Barghouti, salah seorang komandan Hamas yang sempat dominan di jalur Gaza diketahui telah bersaksi bahwa sejak 2003, dirinya telah menjadi tahanan Badan Keamanan Internal Israel, Shin Bet.
Ia divonis 67 tahun penjara oleh pengadilan militer Israel, menyusul serangan yang dilakukan kelompoknya terhadap militer dan warga Israel. Serangan tersebut menewaskan 66 orang dan melukai ratusan lainnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang petugas penjara Israel, Sivan Weizman, Abdallah Barghouti memberikan kesaksian melalui sebuah jaringan radio telefon genggam yang diselundupkan ke dalam ruang tahanannya.
“Dia (Barghouti) telah ditangkap pada 2003. Sebuah telefon genggam diselundupkan ke dalam tahanannya, kemudian ia terdengar berbicara dengan seseorang dan memberikan kesaksian tentang penahanannya. Saat ini ia masih ditahan di ruang isolasi,” ungkap Weizman.
Credit Okezone