WASHINGTON
- Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani
menyebut Arab Saudi dan sekutunya sebagai penyebab krisis yang terjadi
di Timur Tengah. Menurutnya, Saudi cs bertanggung jawab karena kebijakan
mereka menyebabkan guncangan di kawasan.
"Pemain regional bertindak tidak bertanggung jawab, berjudi politik dengan kehidupan warga negara lain tanpa strategi yang jelas," kata Sheikh Mohammed, saat berbicara di sebuah forum di Washington, Amerika Serikat (AS).
Dia lalu mengatakan, blok yang dipimpin Saudi mencoba untuk menaklukkan negara-negara yang lebih kecil di wilayah tersebut, seperti Qatar, Yaman, Somalia, Libya dan juga Lebanon.
"Dunia melihat berita dan melihat gambar dari wilayah saya yang penuh dengan drama dan perselisihan," ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (21/11).
"Periode gelap dari pemikiran tertutup, totalitarianisme, dan agresi telah terjadi. Timur Tengah beralih dari pusat konektivitas dan pencerahan menjadi daerah yang kacau. Selama masa agresi, ekstremisme telah berkembang," ungkap Sheikh Mohammed.
Sheikh Mohammed menambahkan, negara-negara di blok yang dipimpin Saudi bersedia menggunakan cara intimidasi yang tidak terkendali dan terkadang melanggar hukum internasional.
"Mereka membungkam pembangkang, menciptakan krisis kemanusiaan, mematikan komunikasi, memanipulasi pasar keuangan, menggertak negara-negara yang lebih kecil, memeras, membuat pemerintah terpecah, meneror warga negara, kuat mempersenjatai para pemimpin negara lain dan menyebarkan propaganda," tukasnya.
"Pemain regional bertindak tidak bertanggung jawab, berjudi politik dengan kehidupan warga negara lain tanpa strategi yang jelas," kata Sheikh Mohammed, saat berbicara di sebuah forum di Washington, Amerika Serikat (AS).
Dia lalu mengatakan, blok yang dipimpin Saudi mencoba untuk menaklukkan negara-negara yang lebih kecil di wilayah tersebut, seperti Qatar, Yaman, Somalia, Libya dan juga Lebanon.
"Dunia melihat berita dan melihat gambar dari wilayah saya yang penuh dengan drama dan perselisihan," ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (21/11).
"Periode gelap dari pemikiran tertutup, totalitarianisme, dan agresi telah terjadi. Timur Tengah beralih dari pusat konektivitas dan pencerahan menjadi daerah yang kacau. Selama masa agresi, ekstremisme telah berkembang," ungkap Sheikh Mohammed.
Sheikh Mohammed menambahkan, negara-negara di blok yang dipimpin Saudi bersedia menggunakan cara intimidasi yang tidak terkendali dan terkadang melanggar hukum internasional.
"Mereka membungkam pembangkang, menciptakan krisis kemanusiaan, mematikan komunikasi, memanipulasi pasar keuangan, menggertak negara-negara yang lebih kecil, memeras, membuat pemerintah terpecah, meneror warga negara, kuat mempersenjatai para pemimpin negara lain dan menyebarkan propaganda," tukasnya.
Credit sindonews.com