Ia menjelaskan, terdapat 52 perusahaan serta 11 agensi terbaik negeri Paman Sam tersebut, yang akan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan dari gabungan pelaku industri listrik Indonesia-AS itu.
"Kelompok ini kemudian akan berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN untuk melihat potensi bantuan yang dapat diberikan AS kepada Indonesia," ujar Robert Blake Jr.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan lingkup kerja sama dalam nota kesepahaman ini mencakup bidang teknologi emisi batu bara, penggunaan energi terbarukan, dan minimalisasi penggunaan bahan bakar solar.
Selain itu, terdapat juga kesepakatan untuk pengembangan jaringan daerah terpencil secara efisien, serta penggunaan energi terbaru bidang ketenagalistrikan.
"Pembangunan pembangkit 35.000 megawatt itu bukan menjadi target lagi, namun sudah menjadi kebutuhan Indonesia. Karena proyek ini tidak ringan, kita butuh dukungan dari banyak negara yang industri listriknya sudah maju dan teruji, salah satunya AS," kata Sudirman.
Untuk itu, sebut dia, kerja sama ini juga akan dijadikan wadah bagi sejumlah pelaku ketenagalistrikan kedua negara agar dapat saling berbagi pengalaman mengenai kebijakan energi.
Credit KOMPAS.com