Planetary Resources dan Deep Space Industries akan mewujudkannya.
Ilustrasi astronot dan asteroid (dailymail.co.uk)
Keyakinan itu disampaikan oleh Planetary Resources, Inc, sebuah organisasi yang terbentuk sejak November 2010 di Amerika Serikat dengan fokus industri pertambangan asteroid.
Mereka mempercayai pertambangan asteroid tidak hanya sebagai mimpi fiksi ilmiah semata. Menurut Planetary Resources, itu akan menjadi realita dari yang pernah dibayangkan. Diprediksikan, pertambangan batu luar angkasa itu terjadi mulai 2025.
Saat ini, dikutip dari Space.com, Kamis, 13 Agustus 2015, Planetary Resources telah mengerahkan pesawat ruang angkasa pertama dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) bulan lalu. Di pesawat tersebut terdapat beberapa peralatan tambang, agar mimpi menambang asteroid dapat terealisasi beberapa tahun ke depan.
Tujuannya tak lain ingin memanfaatkan sumber mineral yang terkandung di asteroid. Planetary Resources mengincar air di asteroid tersebut yang nantinya akan dijadikan bahan bakar roket di masa mendatang.
"Kami memiliki harapan bahwa air dari asteroid dapat menciptakan (industri) ruang angkasa untuk bahan bakar. Itu sesuatu yang akan kita lihat dalam 10 tahun ke depan. Bahkan mungkin di paruh pertama tahun 2020-an," ujar Presiden dan Kepala Insinyur Planetary Resources, Chris Lewicky.
Apabila menambang asteroid sudah tercapai, Lewicky optimistis kalau setelah itu pasar industri penambangan, terutama pada keantariksaan akan berkembang pesat.
"Jika ada satu hal yang berulang sepanjang sejarah, itu karena Anda terlalu banyak berprediksi tentang tahun depan. Tetapi, tidak memikirkan apa yang akan terjadi dalam 10 tahun ke depan. Kami bergerak secara cepat dan dunia berubah maka hal-hal yang tak terduga akan datang cepat dari yang dibayangkan," ujar dia.
Pemanfaatan Sumber Mineral Antariksa
Selain Planetary Resources, Deep Space Industries juga turut mengembangkan kemajuan keantariksaan. Tujuannya untuk membantu umat manusia dalam memperpanjang jejaknya ke luar Tata Surya, tentunya dengan mengandalkan sumber daya mineral di asteroid.
Kedua pihak tersebut meyakini bahwa air yang terdapat di batu luar angkasa itu punya manfaat bagi keantariksaan. Tak hanya air, melainkan beberapa sumber mineral lain yang dipercayai dapat menunjang industri antariksa, salah satunya seperti Carbon chondrites.
"Carbon chondrites mengandung logam, seperti besi, nikel, dan kobalt. (Ada) emas di ujung pelangi," kata Lewicky.
Hingga saat ini, Lewicky mengungkapkan, para ilmuwan sedang mencari teknologi yang dapat mendeteksi sumber-sumber mineral di asteroid. Selain itu, menemukan teknologi pendukung untuk melindungi mereka dari serangan radiasi berbahaya, ketika sedang menambang asteroid.
Credit VIVA.co.id