Pembakaran menimpa sebuah rumah warga
Palestina pada Jumat (31/7) yang menewaskan seorang bayi dan melukai
orang tua dan saudaranya. (Reuters/Abed Omar Qusini)
Proses penahanan di Israel yang panjang dan berlarut-larut, utamanya terhadap tersangka militan Palestina, kerap membuat pihak berwenang Israel gagal memberangus serangan dari ultra-nasionalis Yahudi.
Sebelumnya, pembakaran yang menimpa sebuah rumah warga Palestina pada Jumat (31/7) yang menewaskan seorang bayi dan melukai orang tua dan saudaranya, menimbulkan kecaman dari publik internasional. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji menindak keras terorisme yang dilakukan "penjahat di negara kita."
Hingga berita ini ditulis, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab dalam pembakaran di desa Duma di Tepi Barat. Namun, di tembok rumah itu, terdapat sebuah tulisan grafiti dalam bahasa Ibrani yang bertuliskan "pembalasan".
Tulisan grafiti seperti ini juga terjadi pada kasus vandalisme lainnya dan kejahatan atas motif kebencian di masa lalu, yang dilakukan oleh warga Yahudi terhadap warga Arab, Kristen, aktivis perdamaian hingga tentara Israel.
Belum ada penangkapan terkait insiden pembakaran tersebut, membuat publik mempertanyakan keseriusan penanganan ini. Keadaan ini berbanding terbalik ketika serangan dari Palestina terjadi, petugas keamanan Israel kerap mengumpulkan para tersangka untuk membantu mempercepat penanganan kasus.
Para pejabat penegak keamanan di kabinet Netanyahu, terdiri dari menteri senior yang memutuskan untuk memperpanjang administrasi penangkapan terhadap warga Israel untuk memberikan keadilan dan mencegah adanya serangan serupa.
Kabinet itu menyatakan bahwa kasus pembakaran ini sebagai "sebuah teror dalam berbagai aspek". Mereka menambahkan bahwa pejabat keamanan telah diperintahkan untuk segera bertindak.
Menurut kelompok hak asasi manusia Israel, B'Tselem, terdapat sekitar 5.442 warga Palestina yang ditahan tanpa diadili pada Juni lalu. Langkah tersebut jarang dilakukan terhadap warga Israel.
"Menurut sepengetahuan saya, tidak ada warga Israel yang ditahan tanpa diadili dalam beberapa tahun terakhir," kata juru bicara B'Tselem, Sarit Michaeli.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa para warga Yahudi fanatik menghindari penangkapan dengan cara beroperasi dalam jaringan kecil yang sulit ditembus oleh para informan, menghindari berkomunikasi elektronik yang mudah dipantau, serta akan tutup mulut jika ditahan untuk diinterogasi.
Credit CNN Indonesia