Jumat, 12 Juni 2015

Tak Berharga, Dollar Zimbabwe Segera Ditarik dari Peredaran


Wikipedia Saat hiperinflasi 2009, pecahan tertinggi mata uang Zimbabwe mencapai 100 triliun dolar.

HARARE, CB — Mata uang dollar Zimbabwe dalam waktu dekat segera ditarik dari peredaran. Setelah enam tahun hiperinflasi, mata uang ini pun menjadi tidak berharga. Demikian keterangan seorang pejabat Pemerintah Zimbabwe, Kamis (11/6/2015).

Pemerintah Zimbabwe sebenarnya sudah tak menggunakan mata uang ini sejak 2009 dan mengadopsi penggunaan berbagai mata uang, termasuk dollar AS dan mata uang Afrika Selatan, rand.

"Zimbabwe mengadopsi sistem multi-mata uang pada 2009 sehingga perlu untuk menghentikan peredaran dollar Zimbabwe. Kami sedang menarik mata uang ini," kata Gubernur Bank Zimbabwe, John Mangudya, dalam sebuah jumpa pers.

Di puncak hiperinflasi pada 2009, Pemerintah Zimbabwe menghilangkan 12 angka nol dari mata uangnya yang hancur lebur ketika pecahan terbesar mata uang Zimbabwe mencapai 100 triliun dollar AS.

Pemerintah negeri di wilayah selatan Afrika itu mengatakan, inflasi pada 2009 mencapai 230 juta persen. Namun, banyak pihak meyakini, inflasi di Zimbabwe kala itu jauh lebih besar.

Mangudya menambahkan, pemerintah mempersiapkan dana sebesar 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 266 miliar untuk mengimbangi cadangan mata uang dollar Zimbabwe dan untuk memberi waktu bagi warga yang masih menggunakan mata uang lokal.

Proses penarikan mata uang lokal ini akan berlangsung hingga September mendatang. "Rakyat melewati masa sulit akibat inflasi. Kami tahu, hiperinflasi pernah terjadi. Kami harus memastikan negeri ini terus maju," ujar Mangudya.

Zimbabwe diguncang masalah ekonomi selama lebih dari satu dekade menyusul kebijakan reformasi lahan yang diterapkan Presiden Robert Mugabe. Sayangnya, kebijakan ini malah menghancurkan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian negeri tersebut.



 Credit  KOMPAS.com