WASHINGTON (CB) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah
mempertimbangkan rencana untuk mengirimkan beberapa peralatan militer
serta alutsista mutakhirnya ke wilayah Asia Pasifik, termasuk wilayah
Laut China Selatan.
Seperti dilansir Sputniknews, Rabu (3/6/2015), Pemerintah AS telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas aktivitas yang dilakukukan Pemerintah China di wilayah Laut China Selatan. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Ash Carter.
Menhan Carter bahkan terang-terangan menentang aktivitas mencurigakan yang selama ini dilakukan Angkatan Laut China, seperti reklamasi pulau buatan yang dilakukan di wilayah Laut China Selatan.
Sebagaimana diberitakan, sebelumnya Pemerintah AS telah merencanakan untuk mengirimkan kapal perang milik angkatan lautnya menuju wilayah Laut China Selatan. Hal itu dilakukan untuk meredam peningkatan aktivitas militer yang dilakukan Angkatan Laut China di wilayah sengketa tersebut.
Akibat keterlibatan AS dalam konflik Laut China Selatan, sebuah media di China memprediksi bahwa perang antara China dengan AS tak dapat dihindari lagi. Konflik antara AS dan China berawal saat angkatan militer AS memutuskan untuk membantu militer Filipina untuk mengadakan pelatihan militer bersama
.
Meski demikian, banyak pihak yang menuduh bahwa Pemerintah Filipina sedang mencari dukungan dari AS untuk menghalau segala ancaman Pemerintah China terkait sengketa Laut China Selatan.
Ketegangan antara China dan AS pecah setelah Negeri Tirai Bambu (julukan China) mengklaim memiliki hak di Kepulauan Spratly, dekat wilayah Laut China Selatan. Namun, Pemerintah AS bersikeras menyatakan bahwa wilayah tersebut masih termasuk perairan internasional, dan kapal-kapal serta pesawat bebas melakukan navigasi di wilayah tersebut.
Seperti dilansir Sputniknews, Rabu (3/6/2015), Pemerintah AS telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas aktivitas yang dilakukukan Pemerintah China di wilayah Laut China Selatan. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Ash Carter.
Menhan Carter bahkan terang-terangan menentang aktivitas mencurigakan yang selama ini dilakukan Angkatan Laut China, seperti reklamasi pulau buatan yang dilakukan di wilayah Laut China Selatan.
Sebagaimana diberitakan, sebelumnya Pemerintah AS telah merencanakan untuk mengirimkan kapal perang milik angkatan lautnya menuju wilayah Laut China Selatan. Hal itu dilakukan untuk meredam peningkatan aktivitas militer yang dilakukan Angkatan Laut China di wilayah sengketa tersebut.
Akibat keterlibatan AS dalam konflik Laut China Selatan, sebuah media di China memprediksi bahwa perang antara China dengan AS tak dapat dihindari lagi. Konflik antara AS dan China berawal saat angkatan militer AS memutuskan untuk membantu militer Filipina untuk mengadakan pelatihan militer bersama
.
Meski demikian, banyak pihak yang menuduh bahwa Pemerintah Filipina sedang mencari dukungan dari AS untuk menghalau segala ancaman Pemerintah China terkait sengketa Laut China Selatan.
Ketegangan antara China dan AS pecah setelah Negeri Tirai Bambu (julukan China) mengklaim memiliki hak di Kepulauan Spratly, dekat wilayah Laut China Selatan. Namun, Pemerintah AS bersikeras menyatakan bahwa wilayah tersebut masih termasuk perairan internasional, dan kapal-kapal serta pesawat bebas melakukan navigasi di wilayah tersebut.
Credit Okezone