Kamis, 04 Juni 2015

Korsel Uji Coba Rudal yang Dapat Menghantam Korut


Korsel Uji Coba Rudal yang Dapat Menghantam Korut  
Korea Selatan menguji coba peluncuran rudal balistik baru yang dapat menghantam seluruh penjuru Korea Utara, pada Rabu (3/6). (Reuters/Defense Ministry/Yonhap)
 
Jakarta, CB -- Korea Selatan menguji coba peluncuran rudal balistik baru yang dapat menghantam seluruh penjuru Korea Utara, pada Rabu (3/6). Rudal balistik tersebut dikembangkan di bawah perjanjian baru dengan Amerika Serikat yang memungkinkan Seoul memperluas jangkauan senjata sampai 800 km.

Demi melihat langsung uji coba peluncuran rudal ini, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye melakukan kunjungan ke markas rudal yang terletak di pantai bagian barat. Rudal balistik yang baru ini dinilai sebagai bagian penting dari pertahanan Korea Selatan untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.

"Uji coba ini akan memperlihatkan peningkatan kemampuan rudal balistik yang dapat menghantam seluruh wilayah Korea Utara dengan cepat, dan ketepatan yang tinggi, ketika terjadi agresi bersenjata atau provokasi," bunyi pernyataan Gedung Biru, sebutan untuk istana kepresidenan Korea Selatan, dikutip dari Reuters, Rabu (3/6).

Peluncuran rudal balistik ini terjadi sebulan setelah Korea Utara mengklaim uji coba rudal balistik dari kapal selam. Sejumlah pakar dan pemimpin militer AS meragukan klaim Korea Utara tersebut, namun jika benar maka kemampuan rudal Korea Utara telah menjalani kemajuan yang pesat.

Rudal balistik Korea Selatan adalah rudal pertama dikembangkan di bawah pedoman baru yang ditandatangani dengan Amerika Serikat pada 2012, yang menyepakati jangkauan rudal Korea Selatan hingga dua kali lipat dari sebelumnya, untuk mengantisipasi ancaman rudal milik Pyongyang.


Korea Utara memiliki persenjataan rudal dengan berbagai jangkuan. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini juga mengklaim tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua yang bertujuan untuk mengirimkan senjata nuklir.


Pada 2012, Korea Utara berhasil meluncurkan roket jarak jauh beserta satelit ke dalam orbit. Korea Utara mengklaim mereka meluncurkan pesawat luar angkasa, namun PBB menyatakan Korea Utara meluncurkan rudal yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Korea Utara kini tengah menjalani berbagai sanksi atas peluncuran rudal dan tiga uji coba nuklir yang pernah dilakukan negara ini.


Selain kesepakatan rudal dengan Amerika Serikat, Korea Selatan juga memiliki kesepakatan yang membatasi jangkauan rudalnya dan perjanjian energi nuklir sipil yang melarang Seoul mengembangkan senjata atom.



Credit  CNN Indonesia