sateli palapa d indosat
CB, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengerahkan Kapal Riset Baruna Jaya III untuk mendukung pelaksanaan riset proyek Instalasi Kabel Optik Bawah Laut Palapa Ring Timur. Dalam pelaksanaannya, BPPT menggandeng PT Electronic & Geophysical Service (EGS) Indonesia dalam proyek yang berlokasi di sekitar Bali-NTB-NTT.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Muhammad Ilyas, menjelaskan layanan teknologi survei kelautan saat ini terdiri dari survei geologi dan geofisika laut yang meliputi pemetaan dasar laut dengan multibeam echosounder, sub-bottom profiling, side scan sonar, magnetometer, CTD dan coring. “Target akhir pekerjaan survei laut ini adalah rekomendasi jalur kabel bawah laut yang menghubungkan Bali-NTB-NTT,” kata Ilyas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 5 Juni 2017.
Kerja sama dengan PT EGS Indonesia ini, menurut Ilyas, dapat meningkatkan kemampuan layanan teknologi dengan memenuhi standar industri. Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat mendukung kebijakan pemerintahan untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Ilyas menjelaskan dalam program riset dan observasi laut, selain inovasi pengembangan teknologi sistem observasi laut berbasis buoy (InaTEWS buoy), BPPT bekerja sama dengan BMKG, NOAA-USA, First Institute of Oceanography (FIO)-China, Japan Agency for Marine Earth Science and Technology (JAMSTEC) – Jepang. Tujuannya, untuk memantau perubahan iklim global melalui riset dan observasi laut-atmosfir di dan sekitar perairan Indonesia.
Selain itu, menurut Ilyas, Balai Teknologi Survei Kelautan juga berkontribusi untuk SAR Nasional dalam pencarian tenggelamnya Kapal Penumpang Bahuga Jaya di Selat Sunda dan SAR Pesawat Adam Air di Selat Makassar dengan KR. Baruna Jaya IV. BPPT juga mengerahkan Baruna Jaya I dalam pencarian Air ASIA di Selat Karimata. “Teknologi ini juga telah diterapkan untuk pencarian korban reruntuhan Jembatan Kutai Kertanegara, Investigasi tenggelamnya kapal penumpang MV. Wihan Jaya di Teluk Lamongan-Surabaya,” kata dia.
Ilyas menambahkan penerapan teknologi survei kelautan BPPT juga berkontribusi mendukung program nasional Fish Stock Assessment di lima wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Indonesia. “Program ini bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan memanfaatkan KR. Baruna Jaya IV,” katanya.
Layanan teknologi survei kelautan, kata Ilyas, dilakukan juga di sektor industri dan BUMN di sektor migas seperti Site Survey dan Environmental Baseline Assessment (EBA). Beberapa di antaranya rencana pengembangan infrastruktur bawah laut jalur pipa gas, kabel laut, jembatan. Untuk proyek ini, BPPT bekerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah. Beberapa di antaranya PT Elnusa, PT Patra Dinamika, PT. PGN, PT PAGEO, IPB, P3GL-Kementerian ESDM, PT Surveyor Indonesia.
Credit TEMPO.CO