Senin, 05 Juni 2017

Ikuti Arab Saudi, Mesir dan UEA Putuskan Hubungan dengan Qatar



Ikuti Arab Saudi, Mesir dan UEA Putuskan Hubungan dengan Qatar
Peta negara teluk. asiancorrespondent.com

CB, Doha—Mesir dan Uni Emirat Arab atau UEA mengikuti langkah Arab Saudi dengan memutuskan hubungan dengan Qatar.

Hanya dalam hitungan beberapa jam, Senin 5 Juni 2017, Qatar dikucilkan oleh negara-negara tetangganya sendiri.

Seperti dilansir AFP, Pemerintah UAE menuding Qatar, negara tetangga Teluk Arab-nya itu, mendukung ekstremisme dan membahayakan stabilitas nasional.



Pemerintah UAE memberikan waktu 48 jam bagi para diplomat Qatar untuk meninggalkan negeri itu, seraya menyebutkan "dukungan, pendanaan dan perlindungan teroris, ekstremis dan organisasi-organisasi sektarian oleh pemerintah Qatar."

Langkah ini hanya berselang dua hari setelah laman The Intercept melaporkan hasil peretasan email Duta Besar Qatar untuk Amerika Serikat Yousef al-Otaiba.

Dokumen itu mengungkap persekongkolan erat pemerintah UEA dengan Foundation for Defense of Democracies (FDD), kelompok pemikir pro-Israel.

Peretasan email diplomat UEA itu sebagian dimulai pada 2014 yang mengungkap kerjasama tingkat tinggi antara FDD, yang didanai oleh miliarder pro-Israel Sheldon Anderson dan UEA.

Persekongkolan FDD dan UEA itu juga melibakan para jurnalis yang menerbitkan artikel berisi tuduhan bahwa Qatar dan Kuwait mendukung terorisme.

Pemerintah Mesir dalam kesempatan terpisah juga menuding Qatar mendukung terorisme. Selain memutuskan hubungan diplomatik, Mesir juga mengumumkan bahwa semua pelabuhan dan bandara Mesir akan tertutup bagi semua kapal dan pesawat Qatar.



Sebelumnya, pemerintah Saudi dan Bahrain juga mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar. Disebutkan bahwa langkah ini dilakukan dikarenakan "pelanggaran terang-terangan yang dilakukan otoritas di Qatar dalam beberapa tahun terakhir."

Menurut Reuters, ketegangan antara Qatar dan negara-negara Teluk terjadi setelah kantor berita Qatar menulis Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamid Al Thani meminta negara-negara Teluk untuk bekerja sama dengan musuh bebuyutan mereka, Iran.

Walaupun pemerintah Qatar telah menyebut laporan itu dibuat ketika kantor berita mereka diretas, Arab Saudi dan kawan-kawan sangat murka. Hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah Qatar terkait pengucilan itu.

Insiden serupa pernah terjadi pada 2014 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memanggil pulang Duta Besar mereka dari Qatar. Alasannya, ketiga mengara menuding Qatar mendukung Presiden Mesir terguling, Mohamad Mursi dan Ikhwanul Muslimun.




Credit  TEMPO.CO