AMSTERDAM – Belanda ikut serta dalam
melakukan serangan untuk melawan kelompok militan ISIS di
Irak.Sayangnya, serangan mereka mengakibatkan korban tewas dan luka di
kalangan warga sipil Irak.
Akibatnya, otoritas setempat akan menggelar penyelidikan terkait dua insiden dalam serangan udara mereka. Penyelidikan tersebut diungkapkan dalam surat yang dikirim pemerintah kepada parlemen.
“Dua insiden, di mana kemungkinan ada korban jiwa di kalangan warga sipil, sedang diselidiki sebagai bagian 1.300 misi serangan udara Belanda,” tulis pemerintahan Amsterdam dalam sebuah surat kepada parlemen, seperti dikutip Russia Today, Senin (8/2/2016).
“Penyelidikan dilakukan di bawah Kementerian Pertahanan dan rincian penyelidikan akan diteruskan ke Kejaksaan,” lanjut isi surat tersebut.
Penyelidikan dilakukan atas permintaan parlemen usai mempertanyakan pemerintahan Belanda atas keputusan bergabung dalam koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat. Negeri Paman Sam dan Prancis memang meminta Belanda terjun dalam peperangan melawan ISIS usai teror Paris 13 November 2015.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan serangan udara Negeri Kincir Angin akan memperluas target ke wilayah timur Suriah untuk menyetop jalur pipa ISIS ke Irak. Empat pesawat tempur F-16 milik Belanda telah menyerang ISIS di Irak sejak Oktober 2014 dan diharapkan tetap beroperasi hingga 1 Juli 2016.
Akibatnya, otoritas setempat akan menggelar penyelidikan terkait dua insiden dalam serangan udara mereka. Penyelidikan tersebut diungkapkan dalam surat yang dikirim pemerintah kepada parlemen.
“Dua insiden, di mana kemungkinan ada korban jiwa di kalangan warga sipil, sedang diselidiki sebagai bagian 1.300 misi serangan udara Belanda,” tulis pemerintahan Amsterdam dalam sebuah surat kepada parlemen, seperti dikutip Russia Today, Senin (8/2/2016).
“Penyelidikan dilakukan di bawah Kementerian Pertahanan dan rincian penyelidikan akan diteruskan ke Kejaksaan,” lanjut isi surat tersebut.
Penyelidikan dilakukan atas permintaan parlemen usai mempertanyakan pemerintahan Belanda atas keputusan bergabung dalam koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat. Negeri Paman Sam dan Prancis memang meminta Belanda terjun dalam peperangan melawan ISIS usai teror Paris 13 November 2015.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan serangan udara Negeri Kincir Angin akan memperluas target ke wilayah timur Suriah untuk menyetop jalur pipa ISIS ke Irak. Empat pesawat tempur F-16 milik Belanda telah menyerang ISIS di Irak sejak Oktober 2014 dan diharapkan tetap beroperasi hingga 1 Juli 2016.
Credit Okezone