AASAM merupakan lomba tembak yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia dengan tujuan untuk mengukur kemampuan petembaknya dalam keterampilan menembak (marksmanship). Angkatan Darat Australia mengundang negara di kawasan Asia Pasifik dan Eropa serta Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth), termasuk didalamnya kontingen TNI-AD.
Kompetisi itu pertama kali digelar pada tahun 2009. Terdapat empat kategori lomba yakni An Open Sniper Competition, The Champion Shot of the Army, Individual and Team events dan The international competition.
Sebelum kompetisi dengan format dan nama AASAM, Angkatan Darat Australia memiliki kejuaraan serupa dengan nama The Champion Shots Medal. Kompetisi yang terdiri dari tiga kategori menembak ini juga diikuti oleh tim dari negara-negara lain.
AASAM paling anyar dihelat pada 2 sampai 23 Mei 2015 di di Puckapunyal, Victoria, Australia. Kontingen TNI AD menyingkirkan 16 tim dari 14 negara yang menjadi kompetitor di kejuaraan ini.
Tim dari TNI AD mengoleksi 28 medali emas, 16 medali perak, dan 10 medali perunggu. Sedangkan tuan rumah Australia, hanya mampu mengoleksi 4 medali emas, 7 medali perak, dan 5 medali perunggu. Amerika Serikat harus puas dengan menduduki posisi tiga.
"Ini tahun ke-8 berturut-turut kita jadi juara," kata Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto saat berbincang melalui telepon, Selasa (2/6/2015) malam.
Dilansir dari Penerangan Kostrad, tim dari TNI AD itu terdiri dari 21 orang yang berisikan pejabat atau penembak dari lingkungan TNI AD serta teknisi dari PT Pindad. Selama perlombaan, tim Indonesia menggunakan empat jenis senjata yaitu, senapan SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) buatan PT Pindad, senapan SO-Minimi buatan Belgia, senapan GPMG (General Purpose Machine Gun) buatan Belgia dan senjata sniper AW buatan Inggris.
Selain perlombaan kategori beregu, juga diadakan perlombaan kategori perorangan. Untuk kategori perorangan, penghargaan diberikan kepada Letda Inf Safrin Sihombing (Kopasus), Serda Misran (Kostrad), Serda Suwandi (Kostrad), dan Serda Woli Hamsan (Kostrad).
Nah yang menarik, pihak Australia dan AS 'merasa tidak terima' dengan kemenangan tim TNI AD. Mereka bahkan sempat meminta senapan buatan Pindad yang dipakai penembak dari Indonesia, untuk dibongkar.
"Memang ada upaya penjegalan. Mereka minta senjata tim kita dicek saat pertandingan. Minta dibongkar," kata Wuryanto.
Credit detikNews