Senin, 12 Juni 2017

Inikah alasan sebenarnya Saudi cs putus dengan Qatar?


Inikah alasan sebenarnya Saudi cs putus dengan Qatar?
Pedagang saham memperhatikan layar yang menampilkan informasi saham di Bursa Saham Qatar di Doha, Qatar, Senin (5/6/2017), menyusul pemutusan hubungan diplomatik. ( REUTERS/Stringer)


Baghdad (CB) - Qatar pernah mengirimkan ratusan juta dolar AS untuk membebaskan sandera mereka di Irak. Kini Irak, lewat perdana menterinya, mengaku masih menyimpan ratusan juta dolar AS uang yang dikirim Qatar pada April untuk pembebasan anggota-anggota keluarga penguasa Qatar yang diculik di Irak pada 2015.

Menurut pers, sebagian dari uang itu masuk kantong Iran sehingga membuat murka Arab Saudi dan tetangga-tetangga Qatar di Arab Teluk. Dan kemarahan inilah yang memicu negara-negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Tetapi menurut Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, lewat siaran televisi Minggu waktu setempat, uang sebesar itu masih tersimpan di bank sentral Irak di Baghdad.

"Tak satu dolar atau satu euro pun uang itu telah dikeluarkan; semuanya masih ada di brankas, diawasi oleh sebuah komisi dan dua wakil pemerintah Qatar yang datang untuk memeriksa ketika mereka mendepositokan di bawah perwalian bank sentral", kata Abadi.

Keputusan mengenai bagaimana menyeluarkan uang ini "memiliki aspek politik dan aspek hukum, uang itu akan diambil sesuai dengan hukum Irak," kata dia tanpa menjelaskan lebih jauh.

Abdi menyatakan April silam pihak berwajib telah menyita koper-koper berisi ratusan juta dolar AS dalam sebuah jet pribadi Qatar yang mendarat di Baghdad. Menurut dia, uang sebesar itu adalah bagian dari kesepakatan sandera Qatar tanpa persetujuan Irak.

26 sandera yang merupakan para anggota keluarga penguasa Qatar diculik selagi acara berburu di Irak selatan pada 2015. Tak dijelaskan bagaimana pembebasan mereka telah dinegosiasikan.

Tak ada yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan yang terjadi di dekat perbatasan Saudi-Irak yang didominasi muslim Syiah yang dekat kepada Iran, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com