Jumat, 20 Mei 2016

Presiden Perancis Konfirmasi Pesawat EgyptAir Jatuh


Presiden Perancis Konfirmasi Pesawat EgyptAir Jatuh 
 Hollande menjabarkan bahwa dari 66 orang yang ada di dalam pesawat, 15 di antaranya merupakan warga Perancis. (Reuters/Thibault Camus)
 
Jakarta, CB -- Presiden Perancis, Francois Hollande, mengonfirmasi bahwa pesawat EgyptAir yang menghilang dari radar pada Kamis (19/5) jatuh.

Dalam sebuah konferensi pers, Hollande juga menawarkan bantuan kepada Mesir untuk mencari puing pesawat yang hilang dalam perjalanan dari Paris menuju Kairo ini.

"Dikhawatrikan pesawat itu jatuh. Informasi yang kami himpun mengonfirmasi bahwa pesawat ini jatuh dan hilang," ujar Hollande seperti dikutip The Guardian.

Hollande kemudian menjabarkan bahwa dari 66 orang yang ada di dalam pesawat, 15 di antaranya merupakan warga Perancis. Sel krisis untuk memantau perkembangan insiden inipun langsung diaktifkan di Kedutaan Besar Perancis di Kairo.


"Kami memiliki kewajiban untuk mengetahui penyebab apa yang terjadi. Tidak ada kemungkinan yang tidak dipertimbangkan," tutur Hollande.

Ia juga menegaskan bahwa Perancis akan terus bekerja sama dengan otoritas Yunani dan Mesir untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.

Perancis juga sudah menerjunkan beberapa armada militernya, seperti pesawat dan kapal, untuk membantu proses pencarian EgyptAir itu.

"Kami harus mengirimkan pesawat dan kapal untuk menemukan di mana pesawat itu jatuh dan melakukan apapun untuk mengumpulkan puingnya. Itu akan membantu kami menemukan kebenaran," katanya.

Senada dengan Hollande, Kepala Badan Kontrol Lalu Lintas Udara Yunani, Serafeim Petrou, juga mengatakan bahwa kini kemungkinan pesawat itu masih berada di udara sudah tidak diperhitungkan.

"Saya mengira pesawat itu jatuh. Tidak mungkin masih di udara. Kemungkinan besar, dan sangat disayangkan, pesawat itu sekarang berada di dasar laut," ujar Petrou seperti dikutip The Guardian.

Kepastian ini didapatkan setelah beberapa jam proses investigasi. Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 ini berangkat dari bandara Paris Charles de Gaulle pada 23.09, Rabu malam. Dijadwalkan tiba pukul 03.15, pesawat itu hilang dari pantauan radar sekitar 15 menit sebelum mendarat di Kairo.

Armada Airbus A320 itu tengah berada di ketinggian 37 ribu kaki dan baru memasuki wilayah Mesir sejauh 16 kilometer saat hilang dari radar. Menurut Ihab Raslan, juru bicara badan penerbangan sipil Mesir, pesawat Airbus A320 itu kemungkinan jatuh di laut.

Banyak spekulasi berkembang terkait hilangnya pesawat, termasuk kemungkinan adanya serangan teroris yang menanam bom di dalam pesawat.

"Ledakan mungkin saja terjadi, tapi kemudian, mungkin juga ada kerusakan di badan pesawat. Saya pikir sekarang ini, kami harus menemukan puingnya di dasar laut dan menelisik penyebabnya pasti membutuhkan waktu," tutur Petrou.

Hollande pun tak menutup kemungkinan bahwa ini merupakan serangan teror. Namun menurutnya, sekarang ini yang penting adalah menemukan penyebab sebenarnya dari kecelakaan ini.

"Mungkin ada hipotesis teroris, tapi saat ini, kita harus menunjukkan solidaritas kepada keluarga dan menemukan penyebab bencana ini," katanya.


Credit  CNN Indonesia


Pesawat EgyptAir Berbelok Tajam Lalu Menukik Jatuh


Pesawat EgyptAir Berbelok Tajam Lalu Menukik Jatuh  
Ilustrasi (Wikipedia)
 
Jakarta, CB -- Pesawat EgyptAir nomor penerbangan MS804 telah dikonfirmasi mengalami kecelakaan setelah hilang kontak dalam penerbangan dari Paris ke Kairo, Kamis dini hari.

Menurut Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos, dikutip CNN, pesawat Airbus A320 itu berbelok tajam sebelum menukik jatuh di laut Mediterania wilayah Mesir, sesaat sebelum sinyal tidak tertangkap menara pengawas. Seluruh kejadian berlangsung sangat cepat, sekitar dua menit.


"Pada pukul 3.37 waktu setempat, sesaat setelah memasuki wilayah udara Kairo di 37.000 kaki, pesawat berbelot 90 derajat ke kiri lalu 360 derajat ke kanan dan ketinggiannya menurun dari 37.000 kaki menjadi 15.000 kaki dan kemudian 10.000 kaki, kemudian kami kehilangan sinyal," kata Kammenos di Athena.

Pencarian puing pesawat masih terus dilakukan oleh pasukan pencari gabungan dari Yunani, Mesir dan Perancis.

Sebelumnya Presiden Perancis Francois Hollande mengonfirmasi pesawat berisikan 66 penumpang dan kru itu jatuh dan hilang.

Hollande menjabarkan bahwa dari 66 orang yang ada di dalam pesawat, 15 di antaranya merupakan warga Perancis. Sel krisis untuk memantau perkembangan insiden inipun langsung diaktifkan di Kedutaan Besar Perancis di Kairo.

"Kami memiliki kewajiban untuk mengetahui penyebab apa yang terjadi. Tidak ada kemungkinan yang tidak dipertimbangkan," tutur Hollande.

Belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat itu. Namun ada dugaan pesawat jatuh akibat bom, karena tidak adanya keganjilan dalam penerbangan tersebut. Pemerintah setempat tidak menampik seluruh opsi penyebab kecelakaan.

"Jika kru tidak mengirimkan sinyal darurat, itu karena sesuatu terjadi dengan sangat tiba-tiba. Jika ada masalah dengan mesin atau kesalahan teknis, tidak akan menyebabkan kecelakaan yang segera. Dalam hal ini, kru tidak bisa bereaksi, membuat kita berpikir ada bom," presiden biro penyidik kecelakaan udara Perancis, BEA, Jean-Paul Troadec, dalam wawancara dengan media Europe 1.

Credit  CNN Indonesia