Kamis, 18 Februari 2016

Rusia Kerahkan Pesawat Pengintai di Suriah



Rusia Kerahkan Pesawat Pengintai di Suriah  
Beberapa bulan terakhir, Rusia telah meluncurkan serangan udara di Suriah untuk membantu tentara Suriah merebut kembali wilayah dari berbagai kelompok militan. (REUTERS/Ministry of Defence of the Russian Federation/Handout via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Untuk pertama kalinya, Rusia diduga telah mengerahkan salah satu pesawat pengintai paling muktahir dalam upaya melakukan pengawasan ketat terhadap keberadaan musuh di Suriah.

Dilaporkan CNN pada Rabu (17/2), menurut seorang pejabat Amerika Serikat yang tak dipublikasikan namanya, pesawat yang dikenal dengan nama TU-214R tiba di pangkalan udara Suriah di Latakia dalam beberapa hari terakhir.

Langkah itu dilakukan Moskow menyusul peningkatan serangan udara belakangan ini di wilayah barat Suriah. AS meyakini Rusia menjatuhkan sekitar 100 bom setiap hari di wilayah tersebut.

Rencana Rusia untuk mengirim pesawat untuk Suriah pertama kali dilaporkan oleh The situs Aviationist, yang melacak pesawat militer di seluruh dunia.

Dalam catatan situs ini, pesawat pengintai itu mampu menggunakan radar dan sensor untuk melacak target yang tersembunyi maupun yang disamarkan.

Pejabat AS itu menolak membahas kemampuan pesawat tersebut, tetapi menggarisbawahi bahwa AS yakin pesawat itu dilengkapi dengan sistem sensor yang canggih.

The Aviationist menyebut pesawat itu "pesawat pengintai canggih" dengan "sistem radar segala cuaca dan sensor optik elektro yang menghasilkan citra bagaikan foto dari lapangan."

Pesawat ini juga dikabarkan dapat memonitor sinyal elektronik dan komunikasi dari pasukan musuh.

Dengan berbagai jenis kemampuannya yang canggih, pesawat ini diduga juga dapat memantau pergerakan jet tempur AS di Suriah, menurut pejabat tersebut.

Beberapa bulan terakhir, Rusia telah meluncurkan serangan udara di Suriah untuk membantu tentara Suriah merebut kembali wilayah dari berbagai kelompok militan.

Rusia mengklaim serangannya menargetkan ISIS dan Front al-Nusra, namun AS menuduh Rusia juga menargetkan kelompok pemberontak yang moderat yang didukung AS.

Credit  CNN Indonesia