Homo floresiensis. Livescience.com
Penemuan ini menimbulkan perdebatan di kalangan arkeolog. Satu kelompok ilmuwan mengatakan Homo Floresiensis itu adalah keturunan dari Homo Erectus, generasi terakhir pada jalur evolusi yang menghasilkan manusia modern. Homo Erectus diperkirakan sudah punah sekitar 70 ribu tahun yang lalu.
Sedangkan kelompok lain menganggap hobbit adalah ras manusia yang memiliki kelainan genetik. Dengan kepala kecil, mereka memiliki otak seukuran bola kasti layaknya kera. Kelainan itu diduga semacam microcephaly, suatu kondisi yang berkembang sebagai akibat dari kurangnya yodium dalam makanan.
Namun sebuah penelitian terbaru memberikan kesimpulan berbeda. Penelitian ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang. "Ada banyak informasi yang terkandung dalam lapisan tulang tengkorak, dan tidak satu pun yang menunjukkan karakteristik dari spesies manusia," kata Antoine Balzeau, ilmuwan di Museum Sejarah Alam Prancis dan penulis utama makalah yang baru diterbitkan di Journal of Human Evolution.
Penemuan ini bisa mengakhiri salah satu argumen yang paling panas dalam antropologi. Namun itu akan membuka babak baru tentang pertanyaan apakah spesimen itu diturunkan dari spesies lain yang sudah diketahui, atau berasal dari tempat lain yang sama sekali asing, dan dari mana mereka berasal.
Credit TEMPO.CO