Rabu, 24 April 2019

Sri Lanka Diduga Diberitahu Intelijen India Sehari Sebelum Teror



Petugas kepolisian polisi dan imam Katolik melihat kondisi gereja setelah diserang teror bom di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019. REUTERS/Stringer NO
Petugas kepolisian polisi dan imam Katolik melihat kondisi gereja setelah diserang teror bom di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019. REUTERS/Stringer NO

CB, Jakarta - Para pejabat intelijen Sri Lanka diberi tahu tentang serangan yang akan dilakukan oleh militan Islam beberapa jam sebelum serangkaian pemboman bunuh diri menewaskan lebih dari 300 orang pada hari Minggu Paskah.
Tiga gereja dan empat hotel diserang bom bunuh diri pada hari Minggu pagi, menewaskan 321 orang dan melukai 500 lainnya.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada hari Selasa, tanpa memberikan bukti keterlibatannya.

Reuters malaporkan, 24 April 2019, petugas intelijen India telah menghubungi rekan-rekan mereka di Sri Lanka dua jam sebelum serangan pertama untuk memperingatkan tentang ancaman khusus terhadap gereja, kata satu sumber pertahanan Sri Lanka dan sumber pemerintah India.
Sumber pertahanan Sri Lanka lainnya mengatakan peringatan datang beberapa jam sebelum serangan pertama.

Salah satu sumber Sri Lanka mengatakan peringatan juga dikirim oleh India pada Sabtu malam. Sumber pemerintah India mengatakan pesan serupa telah diberikan kepada agen intelijen Sri Lanka pada 4 April dan 20 April.
Kepresidenan Sri Lanka dan kementerian luar negeri India keduanya tidak menanggapi laporan Reuters.

Seorang pria yang diduga pembom bunuh diri terlihat berjalan di sebuah jalan di Negombo, Sri Lanka, Ahad, 21 April 2019. Rekaman cctv sebelum serangan bom Paskah ini, baru dirilis Selasa, 23 April 2019. REUTERS/BeritaCCTV/Siyatha
Kegagalan Sri Lanka untuk menanggapi ancaman teror memicu kekhawatiran bahwa keretakan antara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena merusak keamanan nasional.
Presiden sempat memecat Wickremesinghe Oktober lalu karena perbedaan politik, namun mengembalikannya beberapa minggu kemudian di bawah tekanan dari Mahkamah Agung.
Faksi-faksi yang berseberangan dengan Wickremesinghe dan Sirisenah sering menolak untuk berkomunikasi satu sama lain dan menyalahkan setiap kesalahan pada lawan politik mereka, kata sumber-sumber pemerintah.

Polisi Sri Lanka telah diperingatkan minggu lalu tentang kemungkinan serangan oleh kelompok Islamis lokal yang tidak banyak diketahui, menurut laporan intelijen India yang diberikan kepada badan intelijen negara Sri Lanka.
Sirisena, mengumumkan rencana pada hari Selasa untuk mengubah kepala pasukan pertahanan, mengatakan kantornya tidak pernah menerima laporan India.
Menteri Pertahanan Muda Sri Lanka Ruwan Wijewardene, sekutu Wickremesinghe, mengatakan kepada Reuters bahwa ia juga tidak mengetahui rahasia temuan intelijen India.




Credit  tempo.co