Jumat, 26 Oktober 2018

Korut dan Korsel Akan Tarik Senjata dari Perbatasan


Korut dan Korsel Akan Tarik Senjata dari Perbatasan
Ilustrasi. (Reuters/Ed Jones)


Jakarta, CB -- Sebagai tindak lanjut upaya perbaikan hubungan, Korea Utara dan Korea Selatan akan menarik semua senjata serta menutup semua pos penjagaan di perbatasan kedua negara.

Kementerian Pertahanan Korsel mengumumkan bahwa penarikan senjata dan penutupan pos jaga itu akan dimulai pada Jumat (26/10).

"Saya yakin semuanya berjalan sesuai rencana," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (25/10).


Berdasarkan kesepakatan tersebut, daerah perbatasan ini kemudian akan dijaga oleh 35 personel tak bersenjata dari kedua belah pihak.


Selain itu, zona demiliterisasi (DMZ) ini juga akan dibuka untuk pengunjung dari turis.

Kesepakatan ini sesuai dengan hasil pertemuan bersejarah antara Presiden Korsel, Moon Jae-in, dan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, pada pertengahan tahun ini.



Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk mengurangi ketegangan di perbatasan.

Perbatasan yang juga dikenal sebagai desa gencatan senjata Panmunjom ini adalah salah satu titik panas antara kedua negara.

Desa Panmunjom ini menjadi saksi bisu sejarah ketika Korut dan Korsel menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri perang pada 1953 silam.

Sejak saat itu, perbatasan sepanjang 250 kilometer itu dijaga oleh tentara Korut dan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pihak yang mewakili Korsel dalam perjanjian gencatan senjata.

Awalnya, perbatasan ini ditetapkan sebagai zona netral hingga akhirnya pada 1976, personel Korut menyerang sekelompok orang yang sedang menebang pohon di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ), menewaskan dua tentara AS.





Credit  cnnindonesia.com