MOSKOW - Russia 1,
stasiun televisi pemerintah Rusia, menyombongkan rudal Zircon
hipersonik terbaru yang diklaim akan membuat sistem pertahanan rudal
Amerika Serikat (AS) menjadi debu. Misil canggih Moskow itu bisa terbang
dengan kecepatan 6.000 mph.
Dalam siarannya hari Minggu
(17/3/2019), televisi pemerintah tersebut mengejek militer Washington
dengan nada ancaman. Misil Zircon atau Tsirkon pernah diuji terbang pada
Desember lalu dan berhasil melesat dengan kecepatan 6.138 mil per jam
(mph).
Keberadaan rudal itu telah lama menjadi rahasia umum di
antara badan-badan intelijen AS. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin
baru mengonfirmasi pada pidato kenegeraan 20 Februari lalu bahwa
negaranya memang mengembangkan misil Zircon.
"AS
pernah mencari dominasi global melalui program misilnya. Mereka harus
meninggalkan ilusi, kami akan selalu merespons dengan respons timbal
balik," kata Putin dalam pidatonya sekitar tiga minggu lalu. Putin juga
mengklaim bahwa kemampuan rudal hipersoniknya tak terkalahkan.
Pengamat Rusia dan jurnalis Washington Post, Julia Davis, menuliskan apa yang disiarkan dalam program berita Russia 1
di Twitter. "Sistem pertahanan rudal AS akan berubah menjadi debu,"
tulis dia, mengomentari laporan tentang rudal Zircon hipersonik.
Misil
itu awalnya dirancang untuk menargetkan kapal. Namun, menurut laporan
Fast Company, senjata itu sekarang diyakini juga memiliki kemampuan
menyerang target di darat.
Laporan berita televisi pemerintah itu
disiarkan jurnalis Dmitry Kiselyov. "Pembawa acara TV negara Rusia
Dmitry Kiselyov membanggakan bahwa rudal jelajah hipersonik Tsirkon
mampu mengatasi sistem pertahanan rudal AS, menjadikannya tidak berarti.
Orang Amerika sendiri tidak percaya akan hal itu. Layar (televisi)
berbunyi; 'Sistem pertahanan rudal AS berubah menjadi debu'," tulis
Davis via akun Twitter-nya, @JuliaDavisNews.
“Saya
tidak bisa terlalu menekankan seberapa sering saya mendengar para
pakar, politisi, dan pejabat pemerintah berpengaruh di TV Rusia
mengatakan; 'Amerika bukan teman kita', 'Kami tidak ingin menjadi teman
mereka', 'Mereka tidak akan pernah menjadi teman kami', lanjut Davis,
yang secara teratur memantau dan melaporkan di media pemerintah Rusia.
"Percayalah, mereka bersungguh-sungguh," imbuh dia.
Sementara itu, mengutip laporan Newsweek,
sebuah penilaian intelijen Amerika Serikat menyimpulkan bahwa rudal
hipersonik Rusia dapat dikerahkan sepenuhnya pada awal 2022 dan bahwa
pertahanan AS saat ini tidak mampu menghentikannya.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa laporan "penilaian ancaman" Kantor
Akuntansi Umum pemerintah AS telah menyatakan bahwa AS tidak memiliki
tindakan pencegahan yang ada untuk memerangi serangan rudal hipersonik,
serangan yang bahkan dapat menghasilkan hulu ledak nuklir.
Pengumuman
Putin yang mengonfirmasi pengembangan rudal Zircon hipersonik itu
muncul tidak lama setelah pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa AS
akan menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces
(INF) 1987. Rusia juga mengikuti jejak AS dalam upaya mengakhiri
perjanjian pencegah perang nuklir tersebut.
MOSKOW
- Rusia mengatakan rencana Washington untuk menguji rudal yang dilarang
oleh Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) adalah kelanjutan
logis" dari sikapnya. Moskow menyebut, ini juga membuktikan bahwa bukan
Rusia, tapi AS yang sejatinya merusak perjanjian itu.
"Kami
sangat tidak setuju dengan kecaman terhadap kami yang menyatakan bahwa
kami tidak menepati janji kami tentang Perjanjian INF," kata juru bicara
Kremlin, Dmitry Peskov seperti dilansir Tass pada Kamis (14/3).
"Sebaliknya,
kami menunjukkan kepada semua, menggunakan argumen dan bukti, bahwa
Justru AS yang menjadi sumber pembongkaran dokumen ini karena faktanya
mereka yang melanggar. AS menggunakan sistem yang "secara de facto"
melanggar ketentuan dasar Perjanjian INF," sambungnya.
Peskov
kemudian mengatakan, bukan Rusia yang memasukkan anggaran penelitan dan
pengembangan rudal yang dilarang oleh INF, tetapi AS.
"Tentu
saja, implementasi penelitan dan pengembangan biasanya tidak mungkin
tanpa uji coba. Itulah sebabnya, ini (rencana pengujian rudal) adalah
kelanjutan logis dari situasi ini," ungkapnya.
Sebelumnya
diwartakan, AS dilaporkan sedang bersiap untuk menguji coba rudal
jelajah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan sekitar 1.000 km (620
mil) pada Agustus mendatang.
"Kami akan menguji coba rudal
jelajah yang diluncurkan di darat pada bulan Agustus," kata seorang
pejabat senior Pentagon, yang menolak disebutkan namanya dan menambahkan
Jika uji coba itu berhasil, maka rudal tersebut bisa dikerahkan dalam
waktu sekitar 18 bulan.
MOSKOW
- Runtuhnya Perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) antara Amerika
Serikat (AS) dan Rusia, membuat Tsar Bomba (Bom Tsar) jadi sorotan
media. Senjata itu dianggap sebagai rajanya bom nuklir di dunia yang
kekuatannya 50 megaton atau 3.000 kalinya dari bom nuklir yang
dijatuhkan Amerika di Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II.
Perjanjian
INF 1987 runtuh setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut secara
bertahap hingga enam bulan ke depan. Washington menuduh Moskow
melanggar perjanjian pencegah perang nuklir itu. Rusia, di bawah
pemerintah Presiden Vladimir Putin, merespons serupa dengan menarik diri
dari Perjanjian INF. Moskow membantah melanggar perjanjian dan menuduh
balik Washington sebagai pelanggarnya.
The National Interest, majalah militer yang berbasis di AS, dalam artikel online-nya
11 Maret mengulas bom mengerikan yang dimiliki rezim Rusia itu. Dalam
radius hingga 50 mil jauhnya, siapa pun yang terkena kilatan senjata
nuklir ini akan menerima luka bakar tingkat tiga. Singkatnya, hulu ledak
Bom Tsar akan benar-benar menghancurkan seluruh area metropilitan
seluas Los Angeles.
Mayor
Andrei Durnovtsev, seorang pilot angkatan udara Soviet dan komandan
pesawat pembom Tu-95 Bear, memiliki kehormatan dalam sejarah Perang
Dingin. Dia pernah menerbangkan pesawat yang menjatuhkan bom berdaya
ledak 50 megaton tersebut dalam uji coba.
Selama bertahun-tahun,
sejarawan mengidentifikasi banyak nama untuk tes Bom Tsar. Andrei
Sakharov, salah satu fisikawan yang membantu mendesainnya, hanya
menyebutnya "the Big Bomb (Bom Besar)". Perdana Menteri Soviet Nikita
Khrushchev menyebutnya "Kuzka's Mother", sebuah rujukan ke pepatah Rusia
kuno yang berarti Anda akan mengajari seseorang dengan keras, pelajaran
yang tak terlupakan.
Badan Intelijen Pusat atau CIA Amerika
Serikat menjulukinya tes "Joe 111". Tapi nama yang lebih populer lahir
dari kebanggaan Rusia dan sangat mengagumi semuanya, yakni Tsar Bomba
atau Raja Bom.
"Sejauh
yang saya tahu istilah itu tidak muncul sampai setelah berakhirnya
Perang Dingin," kata Alex Wellerstein, seorang sejarawan di Stevens
Institute of Technology yang juga seorang blogger, kepada War Is Boring. "Sebelum itu hanya disebut bom 50 megaton atau 100 megaton."
"Saya pikir kami membuat lebih banyak Tsar Bomba hari ini daripada kapan pun selain periode langsung di mana ia diuji," ujarnya.
"Orang
Amerika suka menunjukkannya sebagai contoh betapa gilanya Perang
Dingin, dan betapa gilanya orang-orang Rusia itu," ujar Wellerstein.
"Rusia tampaknya bangga karenanya."
Pada 30 Oktober 1961, Durnovtsev dan krunya lepas landas dari lapangan
terbang di Semenanjung Kola dan menuju ke area uji coba nuklir Soviet di
atas Lingkaran Arktik di Teluk Mityushikha, yang terletak di kepulauan
Novaya Zemlya.
Ilmuwan proyek uji coba itu melukis pesawat pembom
Bear dan pesawat pengejarnya, Tu-16 Badger, berwarna putih untuk
membatasi kerusakan akibat panas dari pulsa termal bom. Setidaknya
itulah yang para ilmuwan harapkan dari cat itu.
Bom itu juga
memiliki parasut untuk memperlambat kejatuhannya. Tujuannya adalah
memberi kesempatan bagi kedua pesawat untuk terbang sekitar 30 mil dari
titik nol sebelum bom nuklir itu meledak. Ini sekaligus memberi
Durnovtsev dan kawan-kawan kesempatan untuk melarikan diri.
Ketika
pesawat mencapai tujuan mereka di ketinggian 34.000 kaki yang telah
ditentukan, ia memerintahkan bom dijatuhkan. Parit terbuka, dan bom
mulai turun tiga menit ke ketinggian ledakan dua setengah mil di atas
bumi.
Kemudian bom mengerikan itu meledak. Bola api selebar lima
mil membumbung tinggi di langit seperti pesawat pembom Bear. Gelombang
kejut bom itu menyebabkan pesawat Bear turun lebih dari setengah mil di
ketinggian sebelum Durnovtsev mendapatkan kembali kendali atas
pesawatnya.
Ledakan itu memecahkan jendela lebih dari 500 mil
jauhnya. Saksi mata melihat kilatan menembus awan tebal lebih dari 600
mil dari lokasi ledakan.
Awan jamurnya mendidih ke atmosfer
sampai 45 mil di atas tanah nol, yang pada dasarnya di batas bawah.
Bagian atas awan jamur menyebar hingga lebarnya 60 mil. Denyut panas
nuklir itu membakar cat kedua pesawat.
Daya ledak itu pun masih kecil dibandingkan dengan rencana asli Soviet kala itu.
Para
perancang awalnya berniat Bom Tsar memiliki daya ledak 100 megaton.
Mereka menggunakan konfigurasi bahan bakar kering Teller-Ulam lithium
tiga tahap, mirip dengan perangkat termonuklir yang pertama kali
ditunjukkan oleh Amerika Serikat selama tembakan Castle Bravo.
Kekhawatiran
tentang kejatuhannya mendorong para ilmuwan Rusia untuk menggunakan
perusak timbal yang menurunkan daya ledaknya hingga setengah dari
kemampuan aslinya. Yang cukup menarik, Bom Tsar adalah salah satu
senjata nuklir "terbersih" yang pernah diledakkan, karena desain bomnya
menghilangkan 97 persen dari kemungkinan kejatuhan.
Bahkan ukurannya pun mengerikan. Panjangnya 26 kaki, berdiameter sekitar
tujuh kaki dan beratnya lebih dari 60.000 pound, ukuran yang begitu
besar sehingga tidak bisa muat di dalam teluk bom dari pesawat pembom
Bear yang dimodifikasi untuk menjatuhkannya.
Bom Tsar yang begitu besar diragukan apakah itu bisa menjadi senjata praktis yang dikirimkan oleh pesawat pembom Soviet.
Karena
jarak dari Uni Soviet ke Amerika, pemindahan tangki bahan bakar pesawat
untuk mengakomodasi bom—dikombinasikan dengan bobotnya yang
tipis—berarti bahwa pesawat pembom Bear tidak akan memiliki bahan bakar
yang cukup untuk misi bahkan dengan pengisian bahan bakar di udara.
Namun,
CIA menyelidiki apakah Soviet berencana untuk menempatkan hulu ledak
serupa pada rudal balistik antarbenua super kuat yang akan menargetkan
kota-kota Amerika.
Alasannya adalah akurasi. Atau lebih tepatnya,
kekurangannya. Karena keunggulan nuklir aliansi NATO, AS dapat
menempatkan pesawat pembom dan rudal balistik jarak menengah yang cukup
dekat dengan target Soviet di Eropa Timur.
Pada akhir 1950-an dan
awal 1960-an, AS menempatkan rudal balistik jarak menengah seperti Thor
di Inggris dan Turki, dan rudal Honest John dan Matador di Jerman
Barat.
Jarak penerbangan yang lebih pendek untuk rudal-rudal itu
berarti mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk mengirimkan hulu
ledak nuklir mereka secara efektif tepat sasaran.
Senjata
nuklir Rusia harus melakukan perjalanan lebih jauh, sehingga ada lebih
banyak peluang untuk kehilangan tandanya. Tetapi untuk hulu ledak 100
megaton itu cukup dekat.
Pada tahun 1963, Khrushchev mengatakan
Uni Soviet memiliki bom berkekuatan 100 megaton yang dikerahkannya ke
Jerman Timur. Tetapi klaim perdana menteri itu diragukan kebenarannya
oleh sejarawan.
Sedangkan Sakharov, yang karena pengalamannya
membangun dan menguji Bom Tsar mengubah hidupnya, mendorong dirinya
sendiri untuk meninggalkan penelitian senjata.
Dia menjadi kritikus blak-blakan terhadap upaya Soviet untuk menciptakan
sistem pertahanan rudal anti-balistik. Dia kemudian menjadi advokat
untuk hak-hak sipil di Uni Soviet dan banyak pembangkang politik yang
dianiaya yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975.
WASHINGTON
- Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) Amerika Serikat (AS)
akan menerima kenaikan 8,3 persen dari anggarannya saat ini. Peningkatan
pendanaan ini untuk menuruti komitmen pemerintah Presiden Donald Trump
yang ingin memastikan kemampuan senjata nuklir Washington tiada duanya.
NNSA
sedang menyelesaikan produksi rudal nuklir berdaya ledak rendah
terbaru. NNSA, sebuah agen semi-otonom di Departemen Energi yang
memiliki pengawasan terhadap persediaan senjata nuklir Amerika,
membutuhkan USD16,5 miliar dalam anggaran tahun fiskal 2020, atau naik
USD1,3 miliar dari total anggaran tahun fiskal 2019 (FY19)-nya.
Kegiatan
yang terkait dengan senjata nuklir dialokasikan anggaran USD12,4
miliar, yang artinya mengalami peningkatan 11,8 persen dari FY19.
"Permintaan
anggaran Presiden mencerminkan komitmen kuat Administrasi Trump untuk
memastikan bahwa kemampuan nuklir AS tidak ada duanya," kata
Administrator NNSA, Lisa Gordon-Hagerty, dalam sebuah pernyataan,
dikutip Defense News, Selasa (12/3/2019).
"Pendanaan
vital ini akan memungkinkan kami untuk melanjutkan modernisasi
Perusahaan Keamanan Nuklir untuk menghadapi ancaman abad ke-21," lanjut
dia.
NNSA memiliki lima program modernisasi senjata nuklir
besar-besaran yang sedang berlangsung, yakni perpanjangan usia bom
gravitasi B61-12; desain hulu ledak W80-4 untuk senjata jarak jauh
Angkatan Udara; W88 Altertion 370 untuk rudal balistik Trident II; dan
Program Modifikasi W87-1 untuk hulu ledak bagi rudal balistik
antarbenua. Program kelima adalah modifikasi W76-2 yang dianggap yang
paling kontroversial.
Bom
nuklir W76-2 dengan daya ledak rendah pertama kali diperkenalkan oleh
pemerintahan Trump dalam Tinjauan Postur Nuklir awal 2018. Pada bulan
Januari lalu, NNSA mengumumkan produksi bom tersebut telah dimulai pada
unit pertama. W76-2 akan diluncurkan oleh kapal selam.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton,
mengatakan negaranya bakal meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara jika
Pyongyang tidak menghentikan program nuklirnya. (Reuters/Joshua
Roberts/File Photo)
Jakarta, CB -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton, mengatakan bahwa negaranya bakal meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara jika Pyongyang tidak menghentikan program nuklirnya.
"Jika
mereka tidak mau melakukannya, maka saya pikir Presiden [Donald] Trump
sudah sangat jelas mengatakan bahwa mereka tidak akan mendapat
keringanan atas sanksi yang diberikan kepadanya dan kami bahkan
mempertimbangkan memperkuat sanksi itu," ujar Bolton, Selasa (5/3).
Namun, dalam wawancara dengan Fox Business Network yang dikutip Reuters
tersebut, Bolton mengatakan bahwa AS akan memantau terlebih dulu
komitmen Korut setelah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim
Jong-un di Vietnam pekan lalu tak membuahkan hasil.
Dalam
konferensi pers setelah pertemuan di Hanoi tersebut, Trump membeberkan
bahwa AS sebenarnya sudah menyiapkan satu dokumen kesepakatan yang dapat
ditandatangani usai konferensi tingkat tinggi dengan Kim.
Di akhir pertemuan, Trump memilih untuk tak meneken dokumen apa pun karena tidak mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi.
Menurut Trump, Kim menawarkan menutup sejumlah situs peluncuran rudal
dan kompleks nuklir dengan timbal balik AS mencabut sanksi atas Korut.
Sementara
itu, Trump ingin Korut melucuti senjata nuklirnya secara keseluruhan,
baru AS dapat mencabut sanksi atas negara pimpinan Kim tersebut.
Beberapa
hari setelah pertemuan tersebut, sejumlah laporan mengungkap bahwa
Korut mulai berupaya mengaktifkan kembali situs rudal dan nuklirnya,
seperti Sohae dan Tongchang-ri.
MOSKOW
- Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, akan sangat tepat
untuk menghancurkan seluruh infrastruktur untuk senjata nuklir Amerika
Serikat (AS) yang berada di Eropa.
"Semua orang akan merasa lebih
nyaman ketika semua senjata nuklir AS kembali ke wilayah AS, dan
infrastruktur di Eropa yang memungkinkan untuk menyimpan, melayani, dan
menyebarkan senjata-senjata itu, akan dihilangkan," kata Medvedev,
seperti dilansir Tass pada Rabu (6/3).
Medvedev mencatat bahwa
ini juga menyangkut latihan militer tentang kemungkinan penggunaan
senjata nuklir yang secara rutin diadakan di negara-negara anggota NATO.
"Ini
hanya menambah tekanan yang tidak perlu, sebagian besar untuk
negara-negara NATO sendiri. AS, bukan Rusia, memutuskan untuk menarik
diri dari perjanjian fundamental dalam bidang keamanan global,
Perjanjian Pasukan Nuklir Internasional (INF)," ucapnya.
"Inilah
sebabnya mengapa presiden Rusia menandatangani, sebagai tindakan timbal
balik, sebuah dekrit mengenai penangguhan keanggotaan dalam Perjanjian
INF sampai AS menghapuskan pelanggaran mereka sendiri. Kami tidak
mengancam siapa pun, dan kami pasti tidak akan menyerang siapa pun atau
bertarung dengan siapa pun," kata Medvedev. "Setiap upaya pemerasan
nuklir, menurut pendapat kami, memperburuk ketegangan internasional,"
sambungnya.
Dia lalu menegaskan bahwa Moskow menginginkan
perdamaian dan stabilitas di Eropa, dan menjaga dialog dengan
negara-negara anggota NATO. "Kami bekerja sama dengan mereka dalam
beberapa masalah. Kerja sama kami konstruktif, dan kami mengharapkan
pendekatan yang sama dari mitra kami," tambahnya.
WASHINGTON
- Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov
mengatakan, Rusia tidak akan pernah mengakui Korea Utara (Korut) sebagai
negara nuklir. Dia juga menuturkan, Moskow siap bekerja sama dengan AS
untuk mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea.
"Kami tidak akan
pernah mengakui Korut sebagai negara senjata nuklir. Kami ingin melihat
Korut sebagai negara non-nuklir," kata Antonov dalam sambutannya di
Stimson Center di Washington DC.
"Rusia juga siap bekerja sama dengan AS dalam masalah Korut," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (5/3).
Seperti
diketahui, pertemuan terakhir antara Presiden AS, Donald Trump dan
pemimpin Korut, Kim Jong-un mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea di
Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan.
Penasihat Keamanan
Nasional AS, John Bolton saat melakukan wawancara dengan CBS News
menuturkan, pemimpin Kim Jong-un adalah penyebab gagalnya dicapai
kesepakatan dalam pertemuan Hanoi. Bolton menuturkan Jong-un tidak siap
untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam
pertemuan pekan lalu.
"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un
dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang
disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di
bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki
potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan
melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima,"
kata Bolton.
TEHERAN
- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif menuturkan, verifikasi
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk ke-14 kalinya bahwa Iran
melanjutkan komitmennya terhadap perjanjian nuklir dengan negara-negara
dunia, melawan "kebohongan" Israel dan Amerika Serikat (AS).
Direktur
Jenderal IAEA, Yukiya Amano dalam pernyataan pengantarnya kepada Dewan
Gubernur IAEA di Wina, Austria mengatakan, Iran terus
mengimplementasikan kesepakatan nuklir tahun 2015.
"Iran sedang
mengimplementasikan komitmen terkait nuklirnya di bawah Rencana Aksi
Komprehensif Bersama," kata Amano, merujuk pada nama resmi kesepakatan
nuklir, seperti dilansir PressTV pada Selasa (5/3).
Zarif,
dalam sebuah pernyataan akun Twitternya menuturkan, apa yang
disampaikan oleh IAEA berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan
oleh Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin
Netanyahu.
Baik Trump dan Netanyahu terus menuding Teheran telah
melanggar kesepakatan tersebut, dengan masih melakukan uji coba rudal.
Teheran menyatakan rudal mereka bersifat defensif dan tidak dirancang
untuk membawa hulu ledak itu, dan hal itu tidak melanggar kesepakatan
tersebut.
“Berlawanan dengan kebohongan konstan yang Netanyahu,
dan sekutunya sampaikan tentang Iran, IAEA sekali lagi dan untuk
kesekian kalinya menegaskan pendirian kita dengan kata-kata kita dan
mengikuti perjanjian nuklir," kicau Zarif.
CB, Jakarta - Tujuh tahun setelah bencana nuklir Fukushima, muncul tanda-tanda dampak radiasi mencapai pesisir barat Amerika.
Situs
Global Research, yang dikutip pada 4 Maret 2019, merilis puluhan bukti
radiasi Fukushima dalam laporannya yang dirilis 30 Desember 2018.
Global
Research merilis peta dari Nuclear Emergency Tracking Center,
menunjukkan tingkat radioasi di seluruh stasiun pengawasan radiasi
Amerika.
Peta menunjukkan sepanjang garis pantai barat atau West Coast
dipenuhi radiasi. Setiap harinya, 300 ton air radioaktif dari Fukushima
menyebar ke Samudera Pasifik. Ini mengindikasikan jumlah material
radioaktif yang dilepaskan Fukushima semakin bertambah dan berimbas pada
rantai makanan.
Peta deteksi radiasi nuklir AS dari Nuclear Emergency Tracking Center [Netc.com]
Semua
radiasi nuklir ini akan hidup lebih lama dari kita semua dengan margin
yang sangat luas. Pakar mengatakan bahwa membersihkan radiasi Fukushima
bisa memakan waktu hingga 40 tahun. Sementara itu banyak orang akan
menderita kanker dan masalah kesehatan lainnya sebagai akibat dari
paparan radiasi nuklir tingkat tinggi.
Berikut adalah 28 tanda bahwa pantai barat Amerika Utara benar-benar terpapar radiasi nuklir dari Fukushima.
1. Bulu Beruang Kutub Rontok
Beruang kutub, anjing laut dan walrus di sepanjang garis pantai Alaska menderita kehilangan bulu dan luka terbuka.
Pakar
margasatwa sedang mempelajari apakah kehilangan bulu dan luka terbuka
yang terdeteksi pada sembilan beruang kutub dalam beberapa pekan
terakhir tersebar luas terkait dengan insiden serupa pada anjing laut
dan burung walrus.
Ada 33 beruang yang terluka yang ditemukan di
dekat Barrow, Alaska, selama pekerjaan survei rutin di sepanjang garis
pantai Arktik.
"Tes menunjukkan mereka memiliki alopecia, atau
kehilangan bulu, dan masalah kulit lainnya," kata Survei Geologi AS
dalam sebuah pernyataan.
2. Singa dan Anjing Laut Mati Mendadak
Muncul
wabah kematian singa laut di sepanjang garis pantai California. Di
Rookeri, pulau di lepas pantai California Selatan, 45 persen singa laut
yang lahir pada Juni telah mati, kata Sharon Melin, ahli biologi
margasatwa untuk Layanan Perikanan Kelautan Nasional yang berpusat di
Seattle.
3. Puing Fukushima di Pasifik
Sebidang
puing dari radioaktif Fukushima yang kira-kira seukuran California
telah melintasi Samudera Pasifik dan mulai bertabrakan dengan pantai
barat.
4. Kadar Cesium di Hawaii
Para ahli
telah menemukan tingkat cesium-137 yang sangat tinggi pada plankton yang
hidup di perairan Samudera Pasifik antara Hawaii dan pantai barat.
5. Tuna Sirip Biru Terkena Radiasi
Satu tes di California menemukan bahwa 15 dari 15 tuna sirip biru terkontaminasi radiasi dari Fukushima.
6. Kadar Cesium di Ikan
Nelayan
berusia 71 tahun, Tatsuo Niitsuma memegang ikan hasil tangkapannya di
atas kapal "Shoei Maru", di dekat kota Hirono, 25 km selatan pembangkit
listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, Minggu (26/5).
REUTERS/Issei Kato
Pada tahun 2012, Vancouver Sun
melaporkan bahwa cesium-137 ditemukan dalam persentase yang sangat
tinggi dari ikan yang dijual Jepang ke Kanada. Ditemukan kadar
cesium-137 dari 73 persen makarel, 91 persen dari halibut, 92 persen
ikan sarden, 93 persen tuna dan belut, 94 persen cod dan ikan teri, 100
persen ikan mas, rumput laut, hiu dan monkfish
7. Tingkat Radiasi di Ikan
Pihak berwenang Kanada menemukan tingkat radiasi nuklir yang sangat tinggi dalam sampel ikan tertentu.
Beberapa
sampel ikan yang diuji hingga saat ini memiliki tingkat radiasi yang
sangat tinggi: satu sampel ikan bass yang dikumpulkan pada bulan Juli,
misalnya, memiliki 1.000 becquerel per kilogram cesium.
8. Kanker di Sepanjang Pantai Barat
Beberapa ahli menyebut tingginya tingkat kanker di sepanjang pantai
barat hanya dari orang yang memakan ikan yang terkontaminasi.
"Lihatlah
apa yang terjadi sekarang: Mereka membuang radioaktivitas dalam jumlah
besar ke laut, tidak ada yang mengira ini dimulai sejak 2011," ujar
Daniel Hirsch, dosen kebijakan nuklir di Universitas California-Santa
Cruz, mengatakan kepada Global Security Newswire.
9. Zat Radioaktif di Samudera Pasifik
Seorang
peneliti senior kimia laut di Lembaga Penelitian Meteorologi Badan
Meteorologi Jepang mengatakan bahwa 30 miliar becquerel radioaktif
cesium dan 30 miliar becquerel radioaktif strontium dilepaskan ke
Samudera Pasifik dari Fukushima setiap hari.
Menurut Tepco, total
sekitar 20 triliun hingga 40 triliun becquerel radioaktif tritium telah
masuk ke Samudera Pasifik sejak bencana Fukushima terjadi.
10. Gumpalan Cesium ke Pesisir AS
Satu
studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa gumpalan cesium-137 yang sangat
besar dari bencana Fukushima mulai mengalir ke perairan pesisir AS awal
2019
Simulasi lautan menunjukkan bahwa gumpalan radioaktif
cesium-137 yang dilepas dari bencana Fukushima pada 2011 dapat mulai
mengalir ke perairan pantai AS, mulai dari awal 2014 dan mencapai
puncaknya pada 2016.
Diproyeksikan bahwa kadar cesium-137 yang signifikan akan mencapai setiap sudut Samudra Pasifik pada tahun 2020.
11. Wabah Tiroid
Iodin-131,
Cesium-137 dan Strontium-90 yang terus-menerus datang dari Fukushima
akan mempengaruhi kesehatan mereka yang hidup di belahan bumi utara
untuk waktu yang sangat lama.
Iodin-131, misalnya, dapat dicerna ke dalam tiroid, di mana ia memancarkan partikel beta (elektron) yang merusak jaringan.
Wabah
tiroid yang rusak telah dilaporkan terjadi di antara 40 persen
anak-anak di daerah Fukushima. Persentase itu bisa lebih tinggi.
Dampak
bagi anak-anak bisa menghambat pertumbuhan fisik dan mental. Di antara
orang dewasa tiroid menyebabkan berbagai macam penyakit, termasuk
kanker.
Cesium-137 dari Fukushima telah ditemukan pada ikan yang
ditangkap hingga California. Ini menyebar ke seluruh tubuh, tetapi
cenderung menumpuk di otot.
Waktu paruh Strontium-90 adalah sekitar 29 tahun. Strontium serupa dengan penyerapan kalsium dan masuk ke tulang masnusia.
12. Bisa Mengancam Umat Manusia Selama Ribuan Tahun
Profesor Yale Charles Perrow memperingatkan bahwa jika pembersihan zat radioaktif Fukushima tidak ditangani secara presisi 100 persen, maka keberlangsungan hidup umat manusia dapat terancam selama ribuan tahun.
MOSKOW
- Presiden Vladimir Putin telah menandatangani dekrit yang menangguhkan
keikutsertaan Rusia dalam perjanjian kunci kendali senjata nuklir era
Perang Dingin yang dikenal sebagai Perjanjian Intermediate-Range Nuclear
Forces (INF) 1987. Tindakan pemimpin Kremlin ini sebagai respons atas
langkah serupa yang dilakukan Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin yang dikutip Reuters,
Selasa (5/3/2019), Kremlin mengatakan penangguhan itu akan berlangsung
sampai AS mengakhiri pelanggaran Perjanjian INF atau sampai perjanjian
itu berakhir.
Pada bulan Februari, Washington memberikan
pemberitahuan tentang niatnya untuk menarik diri dari perjanjian INF
1987, sebuah perjanjian yang dibuat untuk mencegah perang nuklir antara
AS dan Uni Soviet.
Washington
di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengultimatum Rusia untuk
kembali mematuhi Perjanjian INF dalam waktu enam bulan.
Washington
menuduh Moskow mengembangkan dan mengerahkan rudal jelajah yang
melanggar ketentuan Perjanjiaan INF 1987. Perjanjian itu melarang
produksi, pengujian dan penyebaran rudal balistik berbasis darat yang
memiliki jangkauan antara 500 km hingga 5.500 km.
Para pejabat AS
juga menyatakan keprihatinan bahwa China, yang bukan merupakan pihak
dalam pakta INF, memperoleh keuntungan militer yang signifikan di Asia
dengan mengerahkan sejumlah besar rudal dengan jangkauan di luar batas
perjanjian itu.
Rusia
membantah tuduhan AS bahwa Moskow melanggar Perjanjian INF. Sebaliknya,
Moskow menuduh bahwa Washington-lah yang melanggar pakta tersebut
dengan mengerahkan fasilitas pertahanan rudal di Eropa Timur yang dapat
menembakkan rudal jelajah, bukan sistem pencegat rudal. Washington
menolak klaim Moskow itu.
Runtuhnya perjanjian itu memicu
kekhawatiran akan terulangnya krisis rudal Eropa era Perang Dingin
selama 1980-an. Kala itu, AS dan Uni Soviet sama-sama mengerahkan rudal
jarak menengah di benua Eropa.
Putin sebelumnya mengatakan bahwa
Rusia akan berusaha mengembangkan rudal jarak menengah, tetapi tidak
akan menempatkannya di bagian Eropa di negaranya atau pun di tempat lain
kecuali AS melakukannya.
NATO telah mendukung keputusan AS untuk menarik diri dari pakta
tersebut, tetapi banyak pemimpin Eropa telah menyuarakan kekhawatiran
atas konsekuensi dari kehancuran Perjanjian INF.
Sedangkan China mendesak Rusia dan AS untuk mempertahankan perjanjian tersebut.
BEIJING
- Pemerintah China menegaskan sikapnya yang tidak akan pernah mengakui
India dan Pakistan sebagai negara bersenjata nuklir. Sikap yang sama
juga berlaku untuk sekutunya, Korea Utara.
"Saya ingin mengatakan
bahwa China tidak pernah mengakui India dan Pakistan sebagai
negara-negara yang memiliki senjata nuklir," kata juru bicara
Kementerian Luar Negeri Lu Kang dalam sebuah media briefing di Beijing, pada hari Jumat.
"Posisi
China dalam perjanjian tentang non-proliferasi senjata nuklir tetap
kokoh dan tidak berubah," katanya lagi, seperti dikutip India Today, Sabtu (2/3/2019).
Sikap
China itu, kata Lu Kang, mengacu pada Perjanjian Non-Proliferasi yang
tidak ditandatangani oleh India maupun Pakistan. China telah memblokir
masuknya India ke dalam Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) yang beranggotakan
48 negara dengan alasan bahwa mereka belum menandatangani Perjanjian
Non-Proliferasi Nuklir. India telah secara resmi mengajukan keanggotaan
NSG pada Mei 2016.
Dalam reaksi pertamanya terhadap serangan
udara Angkatan Udara India (IAF) terhadap kamp teror Jaish-e-Mohammed di
Garis Kontrol (LoC) Kashmir, China mendesak India dan Pakistan untuk
menahan diri. China telah meminta New Delhi untuk memerangi terorisme
melalui kerja sama internasional.
Sementara itu, Prancis pada
hari Jumat memberikan dukungan penuh kepada India dalam perang melawan
terorisme dalam segala bentuknya. Paris juga menyambut baik pembebasan
pilot jet tempur India, Komandan Angkatan Udara Abhinandan Varthaman,
yang ditangkap militer Pakistan pada hari Rabu setelah jet tempur
MiG-21-nya ditembak jatuh.
"Saya menyambut pelonggaran ketegangan
antara India dan Pakistan serta pembebasan pilot Angkatan Udara India
yang ditahan di Pakistan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le
Drian. "Saya memuji pilihan kedua pemerintah untuk menahan diri dan
bertanggung jawab dan mendesak mereka untuk melanjutkan dialog
bilateral."
Le Drian mengatakan Prancis akan melakukan yang
terbaik untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas
serangan 14 Februari di Pulwama dikenai sanksi. Jaish-e-Mohammed yang
berbasis di Pakistan telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan
yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India itu.
Bersama
dengan Amerika Serikat dan Inggris, Prancis telah mengajukan proposal
baru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memasukkan
pemimpin Jaish-e-Mohammed; Masood Azhar, ke dalam daftar hitam pelaku
terorisme. Tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB telah meminta komite
sanksi Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk membuat
Azhar terkena embargo senjata, larangan perjalanan global, dan pembekuan
aset.
Prancis sendiri telah mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un bertemu di Vietnam, 27 Februari 2019
Foto: AP
Korea Utara menyebut proposal denuklirisasi mereka realistis.
CB,
HANOI -- Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho mengatakan, Korut
membuat proposal realistis pada pertemuan puncak antara pemimpinnya, Kim
Jong-un, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, Washington
bersikeras Pyongyang mengambil satu langkah lagi di luar pembongkaran
kompleks nuklir, Yongbyon.
Menteri Ri mengatakan pada konferensi pers, Pyongyang telah
menawarkan untuk secara permanen membongkar semua produksi bahan
nuklirnya, termasuk plutonium dan uranium yang diamati oleh para ahli
Amerika. Ri menambahkan, Korut meminta Washington memberikan sanksi
parsial, tidak sepenuhnya, dan ini bertentangan dengan klaim Trump
sebelumnya.
Trump mengatakan, ia telah meninggalkan
perjanjian nuklir di Hanoi pada Kamis, karena tuntutan yang tidak dapat
diterima dari pemimpin Korut untuk mencabut sanksi yang dipimpin AS.
Trump dan Kim gagal mencapai kesepakatan perihal denuklirisasi
semenanjung Korea dalam pertemuan keduanya di Hanoi, Vietnam, Kamis
(28/2).
Sebelumnya, baik Trump dan Kim menyatakan harapan
mereka bagi kemajuan dalam meningkatkan hubungan kedua negara. Hal itu
terutama terkait dengan isu kunci denuklirisasi dalam pertemuan yang
ditunggu-tunggu sejak tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Korea Utara menilai As kehilangan kesempatan untuk mencapai kesepakatan nuklir.
CB,
HANOI -- Korea Utara memperingatkan bahwa pemimpinnya, Kim Jong-un
kemungkinan sudah tidak memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan
nuklir setelah gagalnya KTT antara Kim dengan Donald Trump.
Selama konferensi pers yang jarang dilakukan oleh para pejabat Korea
Utara, Menteri Luar Negeri Ri Yong-Ho membantah klaim Presiden AS bahwa
Kim telah menuntut penghapusan seluruh sanksi ekonomi. Dia menyatakan
bahwa negaranya telah menawarkan proposal realistis untuk memulai proses
denuklirisasi.
"Amerika Serikat tidak menerima proposal
kami berarti kehilangan kesempatan yang datang sekali dalam seribu
tahun," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-Hui
mengatakan kepada wartawan, dilansir di Bloomberg, Jumat (1/3).
Meski
begitu, Kim memiliki opsi terbatas karena sanksi internasional menjerat
ekonomi Korea Utara yang semakin goyah. Mendapatkan sejumlah dukungan
ekonomi dari Cina kemungkinan akan sangat penting bagi rezim Kim.
Pemimpin
Korut tersebut pada Januari membuat ancaman serupa untuk beralih ke
'jalur baru' jika Trump tidak mencabut sanksi dan kemudian melanjutkan
untuk bertemu dengan presiden AS. Trump mengakhiri KTT awal dan
mengatakan. "Kim ingin sanksi dicabut seluruhnya, dan kita tidak bisa
melakukan itu," kata Trump.
Namun, Korut mengatakan negara
itu hanya meminta keringanan dari sanksi yang diberlakukan pada 2016 dan
2017. Dia mengatakan itu berarti menghapus sanksi yang dijatuhkan oleh
lima dari 11 resolusi PBB terhadap negara itu.
"Tawaran Korut itu termasuk menutup fasilitas plutonium dan uranium di Yongbyon di bawah pengawasan para ahli AS," kata Choe.
Yongbyon
adalah kompleks yang luas dengan puluhan bangunan dan reaktor termasuk
pemrosesan ulang plutonium dan fasilitas pengayaan uranium dan pusat
penelitian. adalah aset penting kemampuan nuklir Korea Utara.
Sekretaris
Pers Gedung Putih Sarah Sanders, berbicara kepada wartawan selama
pemberhentian pengisian bahan bakar di Alaska setelah Trump kembali,
mengkonfirmasi bahwa presiden telah diberi pengarahan tentang konferensi
pers Korea Utara.
"Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kesepakatan yang baik, bukan hanya sekadar kesepakatan," katanya.
AS
memberikan Kim dengan bukti situs nuklir rahasia yang mengejutkan Korea
Utara, menurut Trump. Menlu AS Michael Pompeo mengatakan bahwa bahkan
tanpa Yongbyon, negara itu masih akan memiliki rudal, hulu ledak, dan
unsur-unsur lain dari program nuklir yang tidak dapat diterima oleh AS.
Kemenlu
Korut mengatakan kepada wartawan bahwa langkah tahap pertama seperti
yang diusulkan Pyongyang tidak bisa dihindari untuk proses denuklirisasi
lengkap. Dia menambahkan bahwa sikap Korut tidak akan pernah berubah
dan bahwa itu bisa sulit untuk bertemu lagi.
"Kim merasa
bahwa dia tidak mengerti cara orang Amerika menghitung. Saya memiliki
perasaan bahwa Kim mungkin telah kehilangan keinginannya untuk
bernegosiasi dengan Trump," kata Choe.
Konferensi pers yang
diatur dengan tergesa-gesa oleh pejabat Korut adalah hal yang jarang
dilakukan negara tersebut. Biasanya Korut menghindari keterlibatan
langsung dengan media Barat dan berkomunikasi melalui pernyataan resmi.
Mereka
mengumpulkan wartawan pada Jumat (1/3) lewat tengah malam waktu
setempat. Menlu Ri menjelaskan dan kemudian Wakil Menlu Choe, tetap
tinggal setelahnya untuk sesi tanya jawab.
KTT berakhir
tiba-tiba sebelum pertemuan makan siang yang dijadwalkan di hotel
Sofitel Legend Metropole yang ikonik di Hanoi. Para wartawan diantar
keluar dari ruang makan yang disiapkan untuk kedua pemimpin dan
asistennya, dan Gedung Putih mengumumkan telah ada perubahan jadwal.
Segera
setelah itu, kedua pemimpin secara terpisah meninggalkan hotel dan
Trump meninggalkan Vietnam lebih cepat dari jadwal. Trump menerima
pujian bipartisan dari para pemimpin kongres AS karena keluar dari
kesepakatan.
"Presiden Trump melakukan hal yang benar
dengan berjalan pergi dan tidak menjadi kesepakatan yang buruk demi
foto media," kata Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, seorang
Demokrat New York.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell
dari Kentucky memuji presiden. "Kim Jong-un sekarang memiliki
perjalanan kereta yang panjang ke rumah, dan dia akan punya waktu untuk
merenungkan masa depan yang masih dalam genggaman Korea Utara," katanya.
Kehancuran
KTT membuat saham global merosot karena masa depan perundingan nuklir
AS-Korea Utara masih belum pasti. Sementara, Trump mengatakan pertemuan
berakhir secara damai dengan jabat tangan, dia belum berkomitmen untuk
KTT lain dengan Kim.
Menlu AS, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin
Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan
Washington terkait denuklirisasi. (Reuters/Leah Millis)
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan Washington terkait denuklirisasi.
Hal
itu, menurut Pompeo menjadi penyebab Trump dan Kim Jong-un tak mencapai
kesepakatan apa pun dalam pertemuan kedua mereka di Vietnam hari ini,
Kamis (28/2).
"Kami tidak mencapai kesepakatan yang masuk akal
bagi AS. Saya pikir Pemimpin tertinggi Kim Jong-un berharap kami bisa
melakukannya. Kami meminta dia melakukan lebih banyak lagi dan dia tidak
siap untuk melakukan itu," kata Pompeo dalam jumpa pers seusai
pertemuan Trump dan Kim Jong-un.
Meski begitu, Pompeo tetap optimistis kesepakatan denuklirisasi antara AS-Korut akan berhasil walau butuh waktu tidak sebentar
"Saya pikir ketika kami semua terus bekerja ke depannya kami dapat
membuat kemajuan sehingga kami dapat mencapai kesepakatan apa yang dunia
inginkan yaitu merealisasikan denuklirisasi Korut dan mengurangi risiko
bagi rakyat AS dan orang-orang di seluruh dunia."
Dalam
kesempatan yang sama, Trump menuturkan masalah sanksi menjadi alasan
utama dia dan Kim Jong-un tak dapat mencapai konsensus hari ini.
Menurut Trump, Kim Jong-un sangat ingin sanksi-sanksi yang selama ini dijatuhkan AS dan dunia internasional dicabut.
Namun, di saat bersamaan, Kim Jong-un tak bersedia menutup dan melucuti
sejumlah situs rudal serta nuklirnya yang merupakan permintaan AS.
"Pada dasarnya mereka (Korut) ingin sanksi-sanksi dicabut sepenuhnya, tapi kami tidak bisa melakukannya," kata Trump.
"Dia
(Kim Jong-un) ingin melakukan denuklirisasi, tapi dia hanya ingin
(melucuti senjata nuklir) di situs-situs dan wilayah yang tidak terlalu
penting dan tidak sesuai dengan keinginan kami."
Pompeo
menuturkan meski Kim Jong-un bersedia menutup situs Yongbyon, kompleks
nuklir utama Korut, negara itu masih tetap memiliki senjata lainnya
seperti rudal dan hulu ledak.
Lebih
lanjut, Trump menegaskan pertemuannya dengan Kim Jong-un hari ini
diakhiri dengan suasana "bersahabat" meski harus selesai lebih cepat
dari agenda semula. Dia menuturkan keduanya berjabat tangan saat menutup
pertemuan.
"Akhir pertemuan kami bukan seperti berdiri lalu
pergi begitu saja. Suasana hubungan kami sangat-sangat hangat dan kami
berdua berjalan keluar ruangan dengan baik-baik," tuturnya.
Trump juga optimistis bahwa perundingan denuklirisasi masih terus berjalan menuju hasil yang memuaskan.
"Saya lebih memilih melakukan perundingan yang tepat, daripada perundingan yang cepat," katanya.
Tiga pekerja fasilitas nuklir Australia harus menjalani proses dekontaminasi kimia.
CB,
CANBERRA -- Tiga orang pekerja pada fasilitas nuklir Lucas Heights di
Sydney, Australia, terpapar bahan kimia berbahaya dan harus dilarikan ke
rumah sakit untuk menjalani proses dekontaminasi.
Juru
bicara Organisasi Sains dan Teknologi Nuklir Australia (ANSTO)
menjelaskan para pekerja tersebut terpapar natrium hidroksida ketika
penutup salah satu pipa di pabrik pengobatan nuklir itu terlepas.
Menurut keterangan petugas ambulans setempat, bahan kimia ini terciprat
ke bagian lengan dan wajah dua pekerja pria dan seorang pekerja
perempuan.
Bahan
kimia Sodium hydroxide diketahui sangat beracun dan dapat menyebabkan
luka bakar yang akut. Juru bicara ANSTO menambahkan, gedung tempat
insiden terjadi tidak terkait dengan fasilitas reaktor nuklir.
"Sebelum jam 8 pagi ini, penutup salah satu pipa terlepas dan menumpahkan sekitar 250ml natrium hidroksida," katanya.
"Tiga
pekerja terkena dampaknya. Petugas layanan darurat datang ke ANSTO dan
tiga pekerja tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan,"
ujarnya.
"Insiden itu terjadi di bangunan pabrik
pengobatan nuklir yang tak terkait dengan reaktor nuklir OPAL," tambah
juru bicara ANSTO.
Fasilitas nuklir Lucas Heights,
terletak 40 kilometer ke arah selatan pusat Kota Sydney, sebelumnya
telah beberapa kali mengalami kontaminasi. Pada Agustus 2017, seorang
pekerja menderita lecet di bagian tangannya setelah menjatuhkan botol
berisi bahan radioaktif. Dia terkontaminasi bahan tersebut melalui
sarung tangannya.
Kejadian itu dianggap yang paling
serius pada fasilitas nuklir di seluruh dunia pada 2017, seperti
dilaporkan Skala Kejadian Nuklir Internasional. ANSTO menyatakan
permintaan maaf kepada pekerja yang terpapar radioaktif tersebut dan
menghasilkan langsung membuat rencana aksi.
Pemeriksaan
independen terhadap fasilitas itu dilakukan pada Oktober 2018.
Ditemukan bahwa fasilitas ini tidak memenuhi standar keselamatan nuklir
modern dan harus diganti.
Pada minggu yang sama
ANSTO mengkonfirmasi lima orang pekerja terpapar radiasi di fasilitas
itu, namun kadarnya kurang dari radiasi rontgen.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. (REUTERS/Leah Millis)
Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, secara
mendadak membatalkan sesi makan siang bersama dalam rangkaian pertemuan
puncak mereka di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2). Pihak Gedung Putih
menyatakan kedua belah pihak sama sekali tidak mencapai kesepakatan
apapun dalam pertemuan kali ini.
"Tidak ada kesepakatan yang
dicapai saat ini, tetapi delegasi kami akan mencoba bertemu lagi di masa
mendatang," kata Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders,
seperti dilansir CNN.
Sander hanya menyatakan baik Donald Trump dan Kim Jong-un melakukan pertemuan yang konstruktif di Hanoi, Vietnam.
"Kedua
pemimpin merundingkan berbagai cara untuk mencapai kemajuan proses
denuklirisasi dan konsep yang berlandaskan ekonomi," ujar Sarah.
Jamuan
makan siang yang semula dijadwalkan berlangsung sebelum kedua pemimpin
melanjutkan rapat dibatalkan. Agenda pertemuan Trump dan Kim Jong-un
juga dipangkas.
Sarah mengatakan "ada sejumlah perubahan" dalam agenda pertemuan kedua pemimpin tanpa menjelaskan secara detail.
"Negosiasi masih berjalan, kami berharap (negosiasi) bisa diselesaikan
dalam setengah jam ke depan," kata Sanders kepada wartawan di Hanoi
seperti dikutip AFP.
Selain sesi makan siang, agenda
penandatanganan perjanjian bersama juga dikabarkan batal sebab Trump
mempercepat jadwal jumpa pers dari semula pukul 15.00 menjadi pukul
14.00 waktu lokal.
Berdasarkan agenda awal, Trump dan Kim Jong-un
direncanakan menandatangani kesepakatan bersama sekitar pukul 14.00
waktu setempat.
Sejumlah wartawan juga melihat rombongan Trump dan Kim Jong-un meninggalkan Hotel Metropole, tempat keduanya bertemu.
Trump
juga sedang mengalami kemelut di negaranya. Mantan kuasa hukumnya,
Michael Cohen, bersaksi di hadapan Dewan Perwakilan dan mengakui
sejumlah tuduhan pelanggaran etik yang dilakukan Trump. Antara lain soal
pembayaran uang tutup mulut untuk dua perempuan, Stormy Daniels dan
Karen McDougal, yang mengaku pernah menjalin hubungan gelap dengan
Trump.
Kelanjutan kompleks nuklir Korut, Yongbyon,
diperkirakan menjadi salah satu isu yang tersaji di meja perundingan Kim
Jong-un dan Presiden Donald Trump. (AFP Photo/Jung Yeon-je)
Jakarta, CB -- Kelanjutan kompleks nuklir Korea Utara, Yongbyon, diperkirakan menjadi salah satu isu yang tersaji di meja perundingan Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Vietnam hari ini, Kamis (28/2).
Terletak
sekitar 100 kilometer di utara Pyongyang, kompleks ini memang
disebut-sebut sebagai jantung pengembangan program senjata nuklir Korut.
Dibuka
pada 1986, Yongbyon merupakan tempat reaktor nuklir pertama Korut
berdiri. Dengan kapasitas lima megawatt, reaktor itu menjadi
satu-satunya sumber plutonium untuk program senjata Korut.
Di
dalam kompleks tersebut, Korut juga memproduksi sejumlah bahan kunci
untuk bom nuklir, seperti uranium yang sudah melalui proses pengayaan
tinggi dan trititum.
Seorang peneliti nuklir yang sudah empat kali ke Yongbyon, Siegfried
Hecker, mengatakan bahwa kompleks itu memproduksi cukup material untuk
membuat lima hingga tujuh bom atom pada 2018.
Nama Yongbyon pun kerap kali muncul ke permukaan setiap Korut merundingkan program nuklirnya dengan AS.
Saat
bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Kim mengatakan
bahwa Korut akan menawarkan "penghancuran permanen" Yongbyon jika AS
mengambil "tindakan setimpal."
Kim merujuk pada permintaannya selama ini, yaitu AS mencabut sanksi
secara bertahap seiring dengan upaya Korut melucuti senjata nuklir.
Namun, AS berkeras sanksi akan tetap berlaku hingga Korut benar-benar
melakukan denuklirisasi.
Di masa lalu, Korut sendiri sudah
beberapa kali sepakat untuk menutup kompleks Yongbyon. Reaktor utama di
Yongbyon bahkan sudah pernah ditutup pada 1994 di bawah kesepakatan
dengan Washington.
Meski demikian, Korut kembali mengoperasikan reaktor nuklir itu pada 2003, setelah kesepakatan itu gagal.
Di masa lalu, Korut sendiri sudah beberapa kali sepakat untuk menutup kompleks Yongbyon. (AFP Photo/Jung Yeon-je)
Kesepakatan baru untuk menutup reaktor itu tercapai pada 2007. Korut
menunjukkan komitmennya dengan meledakkan menara pendingin di Yongbyon.
Namun,
kesepakatan itu kembali dibatalkan karena hubungan AS dan Korut
memanas. Pyongyang lantas mengaktifkan kembali reaktor tersebut dengan
mendinginkannya menggunakan air sungai.
Peneliti dari One Earth
Future, Melissa Hanham, pun menganggap sikap terdahulu Korut ini
menunjukkan bahwa perjanjian penghentian operasi di Yongbyon saja tidak
cukup.
Yongbyon juga diyakini bukan satu-satunya fasilitas
pengayaan uranium di Korut. Intelijen AS meyakini Korut memiliki
setidaknya dua tempat pengayaan uranium lainnya.
Penutupan kompleks ini pun dianggap tak bisa dikatakan sebagai sinyal penghentian program atom Korut.
"[Penutupan
Yongbyon] mungkin memperlambat penambahan material fisi nuklir, tapi
tak akan menghentikannya," kata peneliti dari Middlebury Institute of
International Studies, Jeffrey Lewis.
Menurut Lewis, Korut bahkan sudah memproduksi material fisi nuklir untuk membuat bom lebih banyak.
"Penting untuk mengetahui pasti apa yang akan dicapai dari penutupan [Yongbyon] dan apa yang tidak," kata Lewis.
ISLAMABAD
- Konflik India dan Pakistan di wilayah Kahsmir semakin memanas, di
mana kedua negara sudah saling menembak jatuh jet tempur satu sama lain.
Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan melontarkan warning atau
peringatan tentang potensi perang nuklir jika terjadi kesalahan
perhitungan.
Seperti diberitakan SINDonews.com
hari Rabu, dari data Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di
Washington, India saat ini memiliki 130-140 hulu ledak nuklir. Sedangkan
Pakistan lebih banyak, yakni 140 hingga 150 hulu ledak nuklir.
Senjata
nuklir India didukung dengan sembilan jenis rudal operasional, termasuk
Agni-3 dengan jangkauan 3.000 km hingga 5.000 km. Sedangkan senjata
nuklir Pakistan didukung rudal Shaheen 2 dengan jangkauan terpanjang
hingga 2.000 km.
PM
Khan dalam pidatonya hari Rabu memperingatkan potensi perang nuklir
antara India dan Pakistan dengan merujuk persenjataan yang dimiliki
kedua negara. Untuk mencegah potensi perang mengerikan itu, dia
mengajukan permohonan untuk berunding.
Menurut Khan sudah
waktunya untuk menempuh solusi diplomatik atas krisis Kahsmir."Saya
bertanya pada India; dengan senjata yang Anda miliki dan senjata yang
kami miliki, bisakah kita melakukan kesalahan perhitungan? Bukankah
seharusnya kita berpikir bahwa jika ini meningkat, apa yang akan
terjadi?," katanya dalam pidato di televisi yang dikutip The Guardian, Kamis (28/2/2019), mengacu pada potensi perang nuklir kedua negara.
Pidati
Khan disampaikan beberapa jam setelah Angkatan Udara Pakistan mengklaim
telah menembak jatuh dua pesawat jet tempur India dan menangkap seorang
pilotnya. Dua jet tempur New Delhi ditembak jatuh setelah menyerang
wilayah Kahsmir yang dikuasai Pakistan pada hari Rabu.
Pada hari
Selasa, jet-jet tempur India juga meluncurkan serangan sebagai respons
atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 personel polisi
paramiliter India di wilayah Kashmir yang jadi disengketakan kedua
negara, dua minggu lalu.
Salah satu pesawat India jatuh ke
wilayah Kahsmir yang dikuasai India, dan yang lainnya jatuh ke wilayah
Kashmir yang dikuasai Pakistan, di mana seorang pilotnya ditangkap.
Video yang dirilis media Pakistan menunjukkan pilot India yang ditangkap
berlumuran darah dengan mata ditutup dan tangan diikat ke belakang.
Pakistan mengidentifikasinya sebagai Komandan Sayap Abhinandan.
"Kami
menunggu dan hari ini kami bertindak," kata Khan dalam pidato
singkatnya. “Sudah menjadi rencana kami untuk tidak menyebabkan
kerusakan dan tidak menyebabkan korban jiwa. Kami hanya ingin
menunjukkan kemampuan kami."
India membantah cerita konfrontasi
versi Pakistan. Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale mengatakan bahwa
Pakistan memicu bentrokan ketika Angkatan Udaranya menyerang instalasi
militer India.
Dia mengatakan serangan itu digagalkan dan sebuah
pesawat militer Pakistan ditembak jatuh di wilayahnya sendiri. Gokhale
mengatakan India kehilangan satu pesawat tempur dan mengakui pilotnya
hilang dalam insiden tersebut.
"Pakistan
telah mengklaim bahwa dia (pilot) berada dalam tahanan mereka," kata
Gokhale pada konferensi pers. "Kami memastikan fakta."
Dalam
sebuah laporan terpisah, analis pertahanan India, Ajai Shukla,
mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dua jet angkatan udara India
ditembak jatuh oleh tembakan darat setelah keduanya dipikat untuk menuju
ke arah pertahanan udara oleh pesawat-pesawat Pakistan yang pulang dari
operasi pengeboman.
Kementerian luar negeri India merilis
pernyataan setelah pidato Khan yang menggambarkan serangan Pakistan pada
hari Rabu sebagai "tindakan agresi tanpa alasan". Kementerian juga
keberatan dengan rilis gambar pilotnya disebarluaskan.
"India
memiliki hak untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi keamanan
nasional, kedaulatan, dan integritas teritorialnya terhadap tindakan
agresi atau terorisme lintas batas," kata kementerian itu dalam sebuah
pernyataan.
NEW YORK
- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan kepada Moskow
dan Washington untuk melestarikan Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka
Menengah (INF) dan menyepakati perpanjangan Perjanjian Pembatasan
Senjata-senjata Serangan Strategis atau "New START".
"Saya
meminta pihak-pihak dalam Perjanjian INF untuk menggunakan waktu yang
tersisa untuk terlibat dalam dialog yang tulus tentang berbagai masalah
yang telah diangkat. Sangat penting bahwa perjanjian ini dilestarikan,"
kata Guterres, seperti dilansir Tass pada Selasa (26/2).
Dia
menekankan bahwa runtuhnya kesepakatan itu akan membuat dunia lebih
tidak aman dan tidak stabil, yang menurutnya akan sangat dirasakan di
Eropa. "Kami benar-benar tidak mampu untuk kembali ke kompetisi nuklir
yang tidak terkendali di hari-hari paling gelap Perang Dingin," katanya.
Guterres
juga mendesak Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk memperpanjang
Perjanjian START, yang akan berakhir pada 2021, dan menjajaki
kemungkinan pengurangan lebih lanjut persenjataan nuklir mereka.
"Perjanjian
itu adalah satu-satunya instrumen hukum internasional yang membatasi
ukuran dua persenjataan nuklir terbesar di dunia dan bahwa ketentuan
inspeksi mewakili langkah-langkah membangun kepercayaan penting yang
bermanfaat bagi seluruh dunia. Saya mendesak Rusia dan AS untuk
menggunakan waktu yang disediakan oleh perpanjangan perjanjian untuk
mempertimbangkan pengurangan lebih lanjut dalam persenjataan nuklir
strategis mereka," ucapnya.
Pemimpin PBB itu menambahkan, proses
kontrol senjata bilateral antara Rusia dan AS telah menjadi salah satu
faktor utama atas stabilitas keamanan internasional selama 50 tahun
terakhir.
MOSKOW
- Stasiun televisi negara Rusia merilis daftar wilayah Amerika Serikat
(AS) yang jadi target rudal hipersonik nuklir Rusia jika perang nuklir
pecah. Rilis daftar target itu muncul setelah Presiden Vladimir Putin
terang-terangan mengancam menyerang Amerika jika nekat mengerahkan
senjata nuklir di Eropa.
Rusia telah memperingatkan rudal
hipersonik berhulu ledak nuklir berpotensi mencapai target di Amerika
Serikat hanya dalam waktu kurang dari lima menit.
Dalam siaran
Minggu malam, stasiun televisi negara Rusia mengklaim rudal-rudal
hipersonik nuklir Moskow dapat menghantam Pentagon dan tempat
peristirahatan presiden AS, Camp David, dalam waktu sekejap, yakni
kurang dari lima menit.
Selain
Pentagon dan Camp David, penyiar berita Dmitry Kiselyov, menunjukkan
beberapa target lain yang berpotensi dihantam senjata mengerikan Moskow.
Kiselyov yang juga dikenal sebagai pembawa program berita Vesti Nedeli
menguraikan target-target tersebut, antara lain Fort Ritchie, pusat
pelatihan militer di Maryland yang ditutup pada tahun 1998, McClellan,
pangkalan Angkatan Udara AS di California yang ditutup pada tahun 2001,
dan Jim Creek, sebuah basis komunikasi Angkatan Laut di negara bagian
Washington.
Laporan berita itu muncul di tengah meningkatnya
ketegangan antara kedua negara atas keputusan Presiden Donald Trump
untuk menarik AS keluar diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear
Forces (INF) 1987.
Trump menuduh Rusia melanggar ketentuan
Perjanjian INF. Sebaliknya, Rusia juga menuduh AS melanggar perjanjian
era Perang Dingin tersebut.
Awal bulan ini, Putin menyetujui
rencana pengembangan senjata baru yang mencakup pembuatan rudal
hipersonik berbasis darat yang dikembangkan dari rudal jelajah Kalibr.
Namun Putin menegaskan bahwa dia tidak ingin Rusia terlibat ke dalam perlombaan senjata yang mahal.
Pekan
lalu, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS akan bergerak
maju dengan mengembangkan opsi-opsi respons militernya sendiri terhadap
penyebaran rudal jelajah Rusia yang terlarang, yang dapat menargetkan
Eropa barat.
Putin
mengatakan jika rudal AS dibawa ke Eropa, Rusia akan dipaksa untuk
merespons dengan menempatkan rudal nuklir hipersonik di kapal selam
dekat perairan AS, di mana target wilayah AS berada dalam jangkauan.
Kiselyov,
yang dekat dengan Kremlin, mengatakan rudal hipersonik Tsirkon atau
Zircon yang sedang dikembangkan Rusia dapat mencapai sasaran dalam waktu
kurang dari lima menit jika diluncurkan dari kapal selam.
Penerbangan
hipersonik pada umumnya berarti senjata itu bepergian melalui atmosfer
dengan lima kali kecepatan suara. "Untuk saat ini, kami tidak mengancam
siapa pun, tetapi jika penyebaran seperti itu terjadi, respons kami akan
instan," katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (26/2/2019).