Yang kami sangat khawatirkan sekarang bukan hanya matinya lebah,
tapi kemungkinan kematian atau sterilisasi genetik terhadap lebah yang
berhasil selamat dari penyemprotan pertama ini."
Perth (CB) - Upaya meredam perluasan paparan virus Zika
dengan penyemprotan racun saraf anti-virus Zika berujung mematikan bagi
lebah di Amerika Serikat, kata "The Guardian", Senin.
Racun serangga itu, yang disebarkan lewat pesawat pada awal pekan
lalu di negara bagian Carolina Selatan, menyebabkan kematian ribuan
lebah madu di dekat sarang mereka. Dalam video unggahan perusahaan
peternakan lebah "Flowertown" diperkirakan lebah madu mati itu 2,5 juta
ekor.
Selain itu, seperti dikutip "The Guardian", Andrew Macke -yang
menggeluti hobi pengembiakan lebah- menyatakan ribuan lebahnya mati.
"Apakah kita sudah gila? Menyemprotkan racun dari langit?" katanya di
Facebook.
Usaha melibatkan lebah dan penyerbukan di Amerika Serikat menyumbang 29 miliar dolar terhadap pendapatan dari pertanian.
Menurut Dr Mike Weyman, Kepala Departemen Regulasi Pestisida
Universitas Clemson, di South Carolina ada peraturan yang sangat keras
dalam upaya melindungi lebah. Tapi pejabat pemerintahan setempat
menggunakan "neurotoxin" Naled dengan alasan mengatasi "bencana
kesehatan umum".
Di Carolina Selatan, tercatat sudah ada lebih dari 36 orang yang
positif terpapar virus Zika, dan pemerintah mengutamakan segala upaya
untuk mencegah penularan lokal virus itu lewat gigitan nyamuk Aedes
Aegypti.
Namun, keputusan untuk membunuh nyamuk pembawa virus Zika ini justru membunuh banyak lebah.
"Yang kami sangat khawatirkan sekarang bukan hanya matinya lebah,
tapi kemungkinan kematian atau sterilisasi genetik terhadap lebah yang
berhasil selamat dari penyemprotan pertama ini," kata Jennifer Holmes,
Wakil Presiden Asosiasi Peternak Lebah Florida yang juga memilik bisnis
sebuah perusahaan ternak lebah dengan 300 koloni di kawasan utara Palm
Beach.
Pada Februari 2016, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Zika,
yang berpeluang menyebabkan kelainan kelahiran berupa ukuran kepala
lebih kecil daripada bayi normal (mikrosefali), telah menjadi ketakutan
sedunia.
Zika pertama kali ditemukan di monyet di Uganda pada 1947,
paparannya terhadap manusia ditemukan menyebar di beberapa negara sejak
1952, termasuk Indonesia, Thailand, India, Malaysia, Vietnam, dan
Pakistan.
CB, PETALING JAYA -- Menteri Kesehatan Malaysia,
Datuk Seri Subramaniam, mengatakan kasus zika diperkirakan akan terus
bertambah di Malaysia. Sebelumnya Pemerintah Malaysia telah
mengonfirmasi adanya kasus kedua zika di Kota Kinabalu.
"Konfirmasi
dari kasus kedua zika di Kota Kinabalu menunjukkan virus ini sudah
hadir di dalam masyarakat kita. Pasien ini bahkan belum pernah ke negara
lain, yang berarti dia terjangkit virus secara lokal," katanya dalam
sebuah unggahan di Facebook kemarin seperti dilansir dari Strait Times.
Seorang
pasian berusia 61 tahun yang positif terjangkit virus zika dilaporkan
meninggal dunia pada Sabtu (3/9) lalu karena komplikasi penyakit
jantung. Subramaniam mengatakan, kementerian sampai saat ini belum bisa
memastikan dari mana virus tersebut berasal.
"Kami sedang dalam
proses melacak pergerakan pasien selama beberapa pekan terakhir. Kami
akan mengintensifkan kegiatan pengendalian di daerah-daerah," jelasnya.
Meski demikian, Subramaniam menuturkan Kementerian Kesehatan juga
fokus pada investigasi apakah kematian pasien berhubungan dengan zika.
Sebab pasien diketahui memiliki kondisi medis lainnya, termasuk masalah
jantung dan penyakit ginjal kronis, yang mengancam jiwa.
Dalam dua hari terakhir mereka yang terjangkit berjumlah 27 kasus.
Penyemprotan dilakukan pemerintah Singapura untuk mengurangi penyebaran virus Zika. (REUTERS/Edgar Su)
CB –
Pemerintah Singapura kembali mengonfirmasi 27 kasus baru virus Zika,
yang ditularkan secara lokal. Ini berarti sudah ada total 242 kasus Zika
yang terjadi di Singapura, dalam sepekan terakhir.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 5 September 2016,
dalam pernyataan bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Lingkungan
Hidup Nasional (NEA) Singapura menyatakan, kasus-kasus yang baru
terdeteksi tersebut berasal dari klaster seperti di Aljunied Crescent,
Sims Drive, Kallang Way, dan Paya Lebar Way Cluster.
Selain tempat tersebut di atas, salah satu klaster baru yang
berpotensi tertular Zika adalah daerah Joo Seng Road, di mana salah satu
warganya terjangkit virus pada hari Minggu kemarin, 4 September 2014.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus lebih lanjut, NEA telah
mengupayakan berbagai cara salah satunya melalui operasi pengendalian
vektor di berbagai klaster. Tercatat pada 3 September kemarin, 62
habitat nyamuk yang terdiri dari 36 rumah dan 26 area umum, telah
terdeteksi dan dimusnahkan.
"Seiring waktu, kami harus bekerja keras untuk menghentikan penularan
Zika di wilayah lain di Singapura. Selain itu, kami juga memperluas
upaya pengendalian Zika di luar daerah yang terkena wabah," kata Menteri
Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, beberapa waktu lalu.
Potongan gambar infeksi virus Zika pada otak bagian depan manusia.
(Johns Hopkins University/ Xuyu Qian)
Singapura (CB) - Singapura mengakui wabah virus Zika telah
menyebar dengan kasus akibat virus ini meningkat menjadi 82 kasus sejak
Selasa, sedangkan AS dan sejumlah negara memperingkatkan perempuan
hamil yang menjadi warga negaranya atau yang tengah berencana hamil
untuk tidak bepergian ke Singapura.
Virus itu telah mewabah di
benua Amerika dan Karibia sejak akhir tahun lalu dan menyerang wanita
hamil dengan risiko bayi lahir dengan kepala kecil dan otak yang tidak
berkembang (mikrosepali).
Sejak Selasa, AS, Australia, Taiwan dan
Korea Selatan mengeluarkan larangan kepada warga negaranya untuk tidak
pergi ke Singapura.
Peringatan
ini dikeluarkan setelah Singapura mengakui penularan virus Zika terjadi
di luar kluster aslinya di mana paling sedikit lima dari 26 kasus baru
dipastikan virus Zika di daerah Aljunied, bagian tenggara Singapura,
umum kementerian kesehatan dan Badan Lingkungan Nasional (NEA)
Singapura.
Singapura menyarankan wanita hamil menempuh tes bebas
virus Zika jika mereka menemukan gejala atau jika mitra mereka terbukti
positif membawa virus ini.
"Ini tidak hanya bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpapar Zika," kata kementerian kesehatan Singapura.
Wabah
Zika ini dikhawatirkan mempengaruhi dunia pariwisata Singapura di mana
lebih dari 55 juta orang transit di Bandara Changi, Singapura, setiap
tahun. Pada semester pertama tahun ini saja, jumlah turis yang datang ke
negeri ini mencapai 8 juta orang atau lebih dari satu juta orang
dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Singapura pertama kali
melaporkan Zika bisa menular dari daerah setempat pada akhir pekan lalu,
dan sejak itu jumlah orang yang positif terinfeksi virus itu meningkat
dari hari ke hari. Namun puluhan orang dinyatakan pulih seketika dari
virus ini.
Warga
Singapura sendiri sigap menanggapi seruan pemerintah dengan
berhati-hati saat digigit nyamuk, yang menjadi penyebar virus Zika.
Menurut
Singapura, kebanyakan yang awalnya terinfeksi adalah para pekerja
migran dari daerah anak benua Asia (India, Bangladesh dan Pakistan),
yang bekerja di sektor konstruksi dan kelautan.
Zika pertama kali
ditemukan di Uganda pada 1947, dan kemudian menciptakan kluster infeksi
manusia dari 1960-an sampai 1980-an di Afrika dan Asia. Zika menyebar
ke Brasil setelah warga Brasil bepergian ke Asia.
WHO menyebut
Zika sebagai darurat kesehatan global karena kaitannya dengan
mikrosepali. Di Brasil saja, Zika dikaitkan dengan sekitar 1.800 kasus
mikrosepali, demikian Reuters.
Australia, Taiwan, Korsel keluarkan peringatan perjalanan ke Singapura
Potongan gambar infeksi virus Zika pada otak bagian depan manusia. (Johns Hopkins University/ Xuyu Qian)
Singapura (CB) - Australia, Taiwan dan Korea Selatan
menyarankan perempuan hamil dan yang tengah merancang kehamilan tidak
bepergian ke Singapura setelah virus Zika menulari lebih dari 50 orang
di negara kota itu.
Wabah dan peringatan tersebut menjadi pukulan telak bagi pariwisata
di salah satu pusat pelancongan tersibuk di dunia itu, yang berjuang
pulih dari keterpurukan di tengah perlambatan pertumbuhan dunia.
Singapura melaporkan kasus pertama penularan Zika pada akhir pekan
lalu dan jumlah penularan virus yang dibawa nyamuk itu dilaporkan terus
melonjak hingga 56 penderita. Setidaknya 36 penderita sudah pulih.
Virus Zika terlacak di Brasil pada 2015 dan sejak itu menyebar ke
seluruh Amerika. Virus tersebut mengancam perempuan hamil karena bisa
menyebabkan cacat lahir parah.
Virus tersebut di Brasil dikaitkan dengan lebih dari 1.800 kasus
mikrosefalus, cacat lahir pada bayi dengan kepala dan otak yang kecil.
Dari 56 kasus terkonfirmasi di Singapura, hanya seorang perempuan yang terinfeksi.
Taiwan, Australia, dan Korsel menyarankan perempuan hamil dan mereka
yang tengah merencanakan kehamilan untuk menunda perjalanan ke
Singapura.
Mereka yang kembali dari negara tersebut harus mencegah kehamilan selama dua bulan.
Para pelancong Korsel akan menerima pesan teks peringatan saat mereka tiba di Singapura.
Malaysia dan Indonesia yang merupakan tetangga terdekat Singapura,
telah meningkatkan langkah pencegahan menyusul wabah tersebut, dengan
memasang pemindai suhu tubuh di bandara-bandara dan pos-pos pemeriksaan
perbatasan.
Badan Pariwisata Singapura mengatakan tengah memantau perkembangan
dan menambahkan bahwa negara kota itu masih tetap merupakan "tujuan
wisata yang aman", dan terlalu dini untuk menilai dampaknya.
Lebih dari 55 juta orang melintasi bandara Changi, Singapura setiap
tahun. Pada pertengahan pertama tahun ini, kedatangan pariwisata
mencapai hampir 8,2 juta, dibandingkan dengan sekitar 7,3 juta pada
periode sama 2015.
Perdagangan retail Lazada Singapura mengatakan pada Selasa,
penjualan obat pengusir nyamuk dan produk-produk pencegahan lainnya
meningkat hingga lima kali lipat dalam tiga hari terakhir, dibandingkan
penjualan sepekan lalu.
Asing
Pihak berwenang terus memeriksa ribuan rumah di tujuh wilayah Singapura, termasuk lima asrama pekerja asing, Selasa.
Petugas menyemprotkan insektisida dan menyingkirkan habitat
potensial bagi nyamuk untuk berkembang biak seperti air yang menggenang
dan tanah lembap pada saluran air.
Mayoritas orang yang terinfeksi Zika di Singapura adalah pekerja
asing, namun pemerintah tidak mengungkapkan kewarganegaraan mereka.
Komisi Tinggi Bangladesh yang mewakili komunitas pekerja asing
terbesar mengatakan tidak ada seorang pun dari pekerja asing yang
terinfeksi itu warga Bangladesh.
Kedutaan besar China dan Myanmar di Singapura mengatakan mereka
tidak diberitahu oleh pihak Singapura apakah warga negara mereka
termasuk di antara mereka yang terinfeksi. Kedubes Thailand tidak
menjawab telepon untuk meminta komentar.
Para pekerja asing di Singapura yang kebanyakan bekerja di sektor
konstruksi dan industri kelautan, mendapat upah minimal 2 dolar
Singapura per jam, seringkali bekerja 12-14 jam per hari dan mengambil
cuti beberapa hari. Mereka tidak sering bepergian.
Lokasi konstruksi GuocoLand, tempat ditemukannya para pekerja yang
terinfeksi, masih tutup pada Selasa pagi, kata fotografer Reuters yang
berada di lokasi.
Lokasi tersebut diperintahkan menghentikan aktivitasnya pada Minggu
dan memperbaiki kondisi yang memungkinkan nyamuk berkembang biak.
Para pakar kesehatan kawasan mengatakan virus Zika diduga tidak
semuanya dilaporkan di seluruh kawasan tropis Asia Tenggara karena
otoritas kesehatan setempat gagal melakukan penyaringan secukupnya.
Representasi permukaan virus Zika. (Purdue University/Tim Riset Richard Kuhn-Michael Rossmann)
kami perkirakan akan banyak lagi kasus serupa mengingat kebanyakan
orang-orang yang terinfeksi virus ini memperlihatkan sedikit atau sama
sekali tidak ada gejala
Singapura (CB) - Kementerian kesehatan Singapura
memastikan kasus pertama virus Zika yang ditularkan dari dalam negerinya
sendiri yang berkaitan dengan mikrosefali atau cacat pada bayi sejak
lahir seperti terjadi di Brasil.
Seorang perempuan Malaysia
berusia 47 tahun yang bekerja di negara kota itu dipastikan tertular
virus itu, namun kondisinya dinyatakan sehat dan telah pulih.
Mengingat
perempuan ini tidak pernah bepergian ke wilayah-wilayah terpapar virus
Zika, maka kemungkinan dia tertular virus itu di Singapura, kata
kementerian kesehatan Singapura.
Tiga kasus lainnya dinyatakan
positif virus Zika lewat uji pendahuluan terhadap sampel urin dan kini
sedang diperiksa lebih jauh.
Zika terdeteksi di Brasil tahun lalu
dan sejak itu menyebar ke benua Amerika. Virus ini membuat wanita hamil
terancam risiko cacat sejak lahir pada bayi. Virus ini sudah terpapar
pada 1.600 kasus mikrosefali di Brasil.
Singapura menaksir kasus
serupa akibat virus yang berasal dari nyamuk yang menciptakan kehebohan
di Amerika Latin dan Karibia itu akan lebih banyak lagi.
"Dengan
kehadiran Zika di wilayah kami dan volume perjalanan warga Singapura dan
juga para turis, adalah tak terelakkan akan ada kasus impor Zika ke
Singapura," kata kementerian itu.
"Juga ada risiko penularan
lokal lebih lanjut, kami perkirakan akan banyak lagi kasus serupa
mengingat kebanyakan orang-orang yang terinfeksi virus ini
memperlihatkan sedikit atau sama sekali tidak ada gejala," sambungnya.
Kementerian
Singapura mengaku tengah menskirining kontak-kontak terdekat pasien dan
menggelar serangkain tes pada makhluk atau kehidupan di sekitar pasien.
Klinik-klinik telah diperintahkan bersiap untuk menghadapi semakin
banyaknya kasus ini, demikian Reuters.
Ed Jones/AFP Misil balistik Musudan dalam sebuah parade militer di Pyongyang, Korea Utara.
SEOUL, CB - Korea Utara, Rabu (2/8/2016), kembali melakukan uji coba teknologi perang dengan menembakkan misil ke arah Laut Jepang.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperkirakan, uji coba misil
ini dilakukan sebagai reaksi Korea Utara atas rencana penempatan sistem
pertahanan rudal AS di Korea Selatan.
Misil itu ditembakkan dari
dekat kota Unyul, wilayah barat Korea Utara, pada sekitar pukul 07.50
waktu setempat atau sekitar pukul 04.50 WIB.
Uji coba ini
menyusul penembakan tiga misil balistik pada 19 Juli lalu yang disebut
Korea Utara sebagai simulasi serangan nuklir terhadap Korea Selatan.
Pyongyang
telah melakukan serangkaian uji coba misil balistik tahun ini sebagai
bentuk perlawanan terhadap sanksi yang dijatuhkan PBB.
Korea Utara bahkan bersumpah akan melakukan aksi fisik melawan rencana penempatan sistem pertahanan rudal AS di Korea Selatan.
Pyongyang
juga berulang kali mengancam akan melakukan serangan nuklir terhadap
Korea Selatan dan AS, meski tujuan utamanya adalah mengembangkan
teknologi nuklir khusus untuk menyerang AS.
Secara khusus ketegangan antara AS dan Korea Utara semakin meruncing setelah Washington memutuskan memasukkan nama Kim Jong Un ke dalam daftar para pelanggar HAM dunia.
HAWAII
- Sebuah studi mengungkap bahwa gempa besar akan melanda Alaska dan
menghasilkan tsunami yang akan menghancurkan total wilayah Hawaii dalam
50 tahun ke depan.
Studi itu dilakukan para peneliti di
University of Hawaii (UH) di Manoa. Para peneliti menemukan potensi
gempa berkekuatan lebih dari 9 skala richter yang akan mengguncang
Kepulauan Aleutian. Potensi gempa besar itulah yang diyakini akan memicu
mega-tsunami yang bisa membuat Hawaii hancur total.
Hasil studi itu telah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research.
”Ini adalah peristiwa langka. Tidak terjadi sepanjang waktu, tetapi ada
kesempatan bagi mereka dan usaha kami di sini adalah untuk mencoba
menentukan seberapa kesempatan yang mungkin ada,” kata salah satu
ilmuwan, Rhett Butler, yang merupakan ahli geofisika di School of Ocean
and Earth Science and Technology UH.
Butler, Neil Frazer dan
William Templeton dari Portland State University menciptakan model
numerik berdasarkan dasar dari lempeng tektonik yang memungkinkan mereka
untuk membuat perhitungan seperti itu.
Tim peneliti melihat
data gempa yang diikuti tsunami hampir 500 tahun yang lalu, di mana
hampir 400.000 penduduk dan wisatawan terkena dampak. Selain itu,
kerusakan juga terjadi dengan kerugian sekitar USD40 miliar.
Tim mempelajari informasi pada gempa bumi paling kuat yang terjadi
selama dua abad terakhir, yang meliputi gempa Tohoku pada tahun 2011,
gempa Sumtera-Andaman tahun 2004, gempa Alaska pada tahun 1964, gempa
Chile pada tahun 1960, dan gempa Kamchatka pada tahun 1952.
”Kelima peristiwa mewakili setengah dari energi seismik yang telah
dirilis secara global sejak tahun 1900. Peristiwa berbeda dalam rincian,
tetapi semuanya menghasilkan tsunami besar yang menyebabkan kerusakan
besar,” kata Butler, seperti dilansir Russia Today, Senin (16/5/2016).
Masih menurut para ilmuwan, jika gempa besar benar-benar melanda
Kepulauan Aleutian, maka penduduk Hawaii memiliki waktu sekitar empat
jam untuk menyelamatkan diri dari tsunami.
Penelitian ini, kata Butler, bukan untuk menakut-nakuti. Tapi, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan warga.
Tim ini sekarang mengumpulkan data untuk menghitung probabilitas gempa bumi di Pasifik.
Singapura (CB) – Singapura pada Jumat (13/05)
mendeteksi kasus Zika pertama dari seseorang yang pernah berkunjung ke
Brasil, ungkap pusat wabah penyakit tersebut seperti dikutip dari AFP.
Kementerian
Kesehatan mengatakan pria asing berusia 48 tahun itu, yang memiliki
izin tinggal permanen di Singapura, pernah mengunjungi Sao Paolo pada 27
Maret hingga 7 Mei.
Dia mengalami demam dan
ruam mulai 10 Mei dan dirawat di rumah sakit dua hari kemudian serta
diisolasi, menurut pernyataan bersama kementerian kesehatan bersama
National Environment Agency (NEA).
Brasil
merupakan sumber wabah virus Zika, dengan virus itu dituding sebagai
penyebab cacat pada bayi yang baru lahir dari wanita yang terinfeksi.
“Pasien
itu terbukti positif mengidap Zika pada 13 Mei,” menurut pernyataan
bersama itu seraya menambahkan pasien tersebut akan dipindahkan ke
Communicable Diseases Centre di Tan Tock Seng Hospital milik pemerintah.
CB, Jakarta - chamber hiperbarik adalah ruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfer normal (1 atm atau 760 mmHg).
Dalam kondisi normal, oksigen dibawa oleh sel darah merah ke seluruh
tubuh. Tekanan udara yang tinggi akan menyebabkan jumlah oksigen yang
dibawa oleh sel darah merah meningkat hingga 400 persen.
Terapi
oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan di mana peserta terapi
bernapas dengan menghirup oksigen murni (100 persen) di dalam RUBT,
lebih dari 1 atmosfer absolut.
HBO merupakan terapi utama pada
penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis.
Oksigen sangat diperlukan makhluk hidup agar seluruh organ tubuhnya
dapat berfungsi normal dan tetap sehat.
Oksigen hiperbarik
merupakan metode terapi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
dan didukung berbagai hasil penelitian (Evidence Based Medicine).
Manfaat Terapi HBO
Ada 3 manfaat terapi oksigen hiperbarik, pertama untuk pengobatan utama, di antaranya penyakit penyelaman (Decompression Sickness dan Emboli Gas Arteri), keracunan gas (CO, HCN, H2S), mempercepat pelepasan gas beracun, dan meningkatkan kadar oksigen.
Kedua,
manfaat klinis di antaranya untuk luka yang sulit sembuh seperti luka
penderita kencing manis, luka terinfeksi, gas gangren, infeksi tulang, crush injury, compartment syndrome, luka bakar, luka pascaoperasi dan transplantasi.
Manfaat klinis lainnya seperti meningkatkan sistem pertahanan tubuh
untuk mengatasi infeksi dan pembentukan cabang-cabang pembuluh darah
baru untuk mengatasi penyumbatan dan kerusakan pembuluh darah.
Ada
juga pengobatan kencing manis, gangguan saraf seperti stroke dan
neuropati, gangguan telinga seperti tuli mendadak dan telinga
berdenging, gangguan keseimbangan seperti vertigo, penyempitan pembuluh
darah mata, gangguan saluran cerna seperti tukak lambung, mengatasi
infeksi jamur dan alergi.
Terakhir, adalah meningkatkan kebugaran
dan kecantikan. Sebab, terapi ini dapat meningkatkan kadar oksigen
seluruh tubuh, mempercepat penyembuhan pada kelelahan fisik, dan
meningkatkan pembentukan jaringan kolagen untuk kelenturan. Bahkan,
terapi ini bermanfaat untuk kecantikan kulit dan memperbaiki pola tidur.
Kadispenal Laksamana Muda Muhammad Zainuddin sebelumnya menjelaskan tabung chamber yang telah menewaskan 4 orang itu digunakan untuk pengobatan HBO.
"Pengobatan hiperbarik oksigen pertama kalinya digunakan untuk penyakit dekompresi atau decompression sickness," ucap Zainuddin, Jakarta, Senin.
Menurut
dia, penyakit dekompresi adalah suatu penyakit yang dialami oleh
penyelam atau pekerja tambang bawah tanah akibat penurunan tekanan udara
atau naik ke permukaan secara mendadak.
Saat ini pemakaian HBO dengan chamber selain untuk penyakit dekompresi akibat penyelaman, juga bermanfaat bagi berbagai penyakit klinis lainnya.
"Selama ini memang (chamber) digunakan oleh penyelam-penyelam TNI AL," ujar Zainuddin.
Chamber
sendiri berfungsi untuk menetralisasi oksigen dalam tubuh usai menyelam
atau kecelakaan saat menyelam. Alat yang pada tahun 2012 lalu seharga
sekitar Rp 3 miliar itu jarang dimiliki instansi lain selain TNI AL.
Alat khusus milik TNI AL itu saat ini hanya ada di RSAL Mintohardjo,
Jakarta, dan di RSAL di Surabaya, Jawa Timur. Alat ini bekerja dengan
cara memasok oksigen ke dalam tubuh. Sehingga oksigen dalam tubuh
kembali normal jika mengalami kecelakaan saat menyelam pada kedalaman
tertentu.
Pada kecelakaan saat penyelaman, biasanya akan terjadi
kekurangan tekanan udara dalam tubuh akibat terbentuknya gelembung gas
nitrogen di paru-paru, aliran darah, dan jaringan lainnya. Kondisi ini
umumnya terjadi saat penyelam naik ke permukaan air.
Sistem kerjanya dilakukan melalui proses pemberian oksigen 100 persen kepada pasien di dalam ruangan (hyperbaric chamber) dengan tekanan udara tertentu.
Selain
untuk kecelakaan, alat ini juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit
seperti penyakit kulit, otot, tulang, atau untuk kebugaran.
Di
Jakarta, banyak warga yang memanfaatkan alat ini. RSAL Mintoharjo
Jakarta, misalnya, rata-rata setiap hari 20 orang berkunjung untuk
menjalani terapi oksigen tersebut.
Belum ada perlindungan untuk perusahaan riset alat kesehatan di RI.
Pertemuan Kemenkes dan tim Warsito P Taruno (kanan) di Jakarta, Rabu (2/12/2015). (Tangkapan layar YouTube)
CB - Penemu Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT)
untuk terapi kanker, Warsito Purwo Taruno mengakui telah menekan
kontrak dengan Singapura. Dalam kontrak tersebut ia menceritakan,
Singapura menawarkan iming-iming agar teknologinya diproduksi dan label
Singapura. Namun ia tegas menolaknya.
"Kita tidak ada kontrak
penjualan lisensi. Riset, pengembangan dan produksi kita masih berusaha
untuk bisa dilakukan di dalam negeri. Riset di Indonesia jalan terus,"
kata dia kepada VIVA.co.id, Minggu 28 Februari 2016.
Meski
mengharapkan riset dibangun di dalam negeri, tapi pria asal
Karanganyar, Jawa Tengah itu masih sangsi dengan jaminan keberlangsungan
riset di Indonesia.
Absennya jaminan itu, kata dia, bisa
dilihat tidak ada produk hukum yang melindungi risetnya. Warsito
mencontohkan, belum adanya Peraturan Pemerintah turunan penelitian alat
kesehatan dari UU Kesehatan yang dikeluarkan 2009. Sementara Permenkes
untuk uji klinis alat kesehatan dan aturan khusus dari riset agar masuk
pasar berkembang juga belum ada.
"Selama itu tak ada, tak ada
yang akan jamin perusahaan kecil berbasis riset seperti kita," tutur
doktor Shizuoka University, Jepang tersebut.
Dia mengatakan bagi
perusahaan kecil atau riset yang muncul dari penemu tidak bisa langsung
serta merta masuk ke standar pasar. Sebab perusahaan atau produk inovasi
harus melalui inkubasi dan peningkatan dari pasar yang terbatas,
sebelum menembus pasar bebas. Proses tersebut, kata Warsito, belum
dijamin berjalan di Indonesia.
"Jadi pada dasarnya tak ada perlindungan bagi kita inventor atau perusahaan kecil berbasis riset," jelas dia.
Dengan
peta penelitian tersebut, maka Warsito mengatakan, peluang yang paling
mungkin bagi penemu atau inovator Indonesia mau tak mau menjual Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) dan merapat ke pemodal.
"Kalau itu saya lakukan, buat apa saya dulu pulang ke Indonesia," ujar penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT).
Diberitakan
sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad
nasir menceritakan Warsito curhat Singapura ingin penetapan label adalah
buatan Singapura, kendati produksi dilakukan di negara mereka.
Namun,
menurut Nasir, label harus tetap buatan Indonesia, karena di Indonesia
ada pengakuan teknologi ECCT dan Electrical Capacitance Volume
Tomography (ECVT) temuan Warsito dan hak cipta ada di tangannya.
“Nanti keuntungannya, sebagian Indonesia, sebagian Singapura,” katanya.
Awal
bulan ini, Warsito telah menerima undangan pelatihan mengenai alat yang
ia temukan ke Warsawa, Polandia. Selanjutnya, ilmu teknologi antikanker
Warsito sudah ditunggu-tunggu di Kanada, Amerika Serikat, Australia,
Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi sampai India.
Riset dokter menemukan mikrocephaly disebabkan ada virus di air minum.
Ilustrasi/Bayi terdampak virus Zika di Amerika Selatan (http://www.clickittefaq.com)
CB – Merebaknya virus Zika di sejumlah negara telah menjadi kekhawatiran. Perempuan hamil pun disarankan berhati-hati.
Sebab, virus ini disebut berkaitan erat dengan penyakit cacat lahir
pada bayi yang baru lahir yakni, Mikrocephaly, atau mengecilnya kepala
bayi.
Namun, baru-baru ini, kabar bahwa virus Zika yang dibawa oleh nyamuk
Aedes aegepty, justru mendapat bantahan dari sekelompok dokter di
Argentina.
Mereka mencurigai bahwa munculnya kasus mikrocephaly, belum tentu
berkaitan dengan virus Zika. Namun, lebih kepada munculnya larva beracun
yang berada di air yang berada di Brasil.
Seperti dikutip dalam techtimes.com, Selasa 16 Februari
2016, dari riset dokter terungkap bila pada 2014, di Brasil pernah
disuntikkan sebuah larvasida kimia untuk menghentikan populasi jentik
nyamuk di tangki air minum negara itu.
Cairan kimia itu dikenal dengan Pyriproxyfen yang diproduksi oleh Sumitomo Chemical, yakni anak perusahaan dari Monsanto.
"Malformasi terdeteksi dalam ribuan anak-anak dari ibu hamil yang
tinggal di daerah, di mana negara bagian Brasil menambahkan pyriproxyfen
untuk air minum, ini bukan kebetulan," tulis laporan dokter Argentina
dalam PCST.
Kelompok dokter ini juga membandingkan dengan masa lalu. Kala itu,
riset mereka menunjukkan bahwa meski 75 persen warga di Brasil
terinfeksi virus Zika, namun tidak ada catatan kemunculan mikrocephaly.
"Di negara-negara seperti Kolombia di mana ada banyak kasus Zika,
tidak ada catatan dari microcephaly terkait dengan Zika," ujar laporan
tersebut.
Teknologi antikanker Warsito di dalam negeri masih dievaluasi.
Warsito Purwo Taruno saat mendapatkan penghargaan BJ Habibie Award (VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto)
CB - Penemu Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT)
untuk terapi kanker, Warsito Purwo Taruno, memilih untuk mengembangkan
teknologi antikankernya di luar negeri, setelah di dalam negeri belum
mendapatkan lampu hijau dari pemerintah. Dua kementerian yaitu
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi masih mengevaluasi teknologi temuan Warsito tersebut.
Warsito
mengawali berbagi teknologi antikanker di mancanegara dalam pelatihan
internasional ECCT. Dia memulainya dari Warsawa, Polandia. Pria
berkacamata itu mengatakan, setelah memutuskan berkarya di luar negeri,
ada perwakilan dari kementerian yang menghubunginya.
"Ada (yang menghubungi). Sepertinya panik juga, terutama kemenristekdikti. Tapi ya apa boleh buat," kata Warsito kepada VIVA.co.id, Rabu malam, 10 Februari 2016.
Dia
berpandangan perlunya pemerintah segera mengeluarkan aturan untuk
penelitian alat kesehatan dan aturan uji klinis. Aturan ini, kata dia,
untuk jaminan perlindungan hukum bagi praktik uji klinik dan riset alat
kesehatan di Indonesia.
"Tapi itu tidak ada di Indonesia. Selama
aturan tak ada, setiap orang bisa klaim valid apa yang dilakukan oleh
para peneliti. Sebaliknya pula, setiap orang bisa klaim tidak valid
kalau tak suka," tuturnya.
Terkait produk perlindungan hukum,
Warsito mengatakan menyerahkan kepada pemerintah apakah aturan itu
berupa Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri.
"PP/Permen itu turunan dari amanah Pasal 38 UU No.36/2009 tentang penelitian alat kesehatan," kata dia.
Dalam
kesempatan itu, Warsito juga mengkritik sikap lamban pemerintah atas
aturan penelitian alat kesehatan dan uji klinis terhadap manusia. Selama
7 tahun, aturan yang dimaksud itu belum dibuat oleh pemerintah, padahal
penelitian dan riset klinis terhadap manusia bisa dianggap penting.
"Dan
kita disalahkan karena tidak mengikuti standar aturan yang benar,
sementara aturannya sudah 7 tahun tak dibuat," keluh Warsito.
Sebelumnya,
Warsito mengumumkan misi pelatihan teknologi ECCT di luar negeri
melalui akun Facebooknya. Keputusan itu diambil setelah dia mengaku
bingung dengan nasib teknologi antikanker yang ia kembangkan di dalam
negeri.
"Warsawa adalah kota kelahiran Marie Curie,
fisikawan, penemu Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang meraih Nobel
dua kali, pionir radio terapi 100 tahun lebih yang lalu. Sekarang, kami
memulai pelatihan ECCT internasional pertama untuk pengobatan kanker
dari tempat pertama kali Curie Intitute of Oncology, Warsawa didirikan," tulis Warsito dalam akun Facebooknya.
Setelah menggelar pelatihan di Polandia, ilmu teknologi antikanker
Warsito sudah ditunggu-tunggu di Kanada, AS, Australia, Singapura,
Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi sampai India.
Di Tanah Air, teknologinya kurang direspons positif oleh pemerintah.
Warsito P. Taruno, pencipta alat pembasmi kanker payudara
CB – Penemu Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT)
untuk terapi kanker, Warsito Purwo Taruno, memilih untuk mengembangkan
teknologi antikankernya di luar negeri. Ia memulainya dari Warsawa,
Polandia.
Langkah itu dilakukan menyusul ketidakjelasan status teknologinya itu di dalam negeri.
Dua kementerian yaitu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset
dan Teknologi sudah berbulan-bulan, sejak akhir tahun lalu, mengevaluasi
teknologinya.
Namun evaluasi belum selesai, malah kedua kementerian itu masih butuh waktu lagi untuk evaluasi.
Warsito mengatakan mulai menggelar pelatihan internasional ECCT di
Warsawa, Polandia. Alasannya, ada lembaga di kota ini yang sudah melirik
teknologi antikankernya sejak tahun lalu.
"Tadinya kami kurang begitu merespons, tetapi karena mereka sangat
antusias dan kondisi dalam negeri tak kondusif, akhirnya kami lebih
fokus ke sana (Polandia)," kata dia kepada VIVA.co.id, Rabu 10 Februari 2016.
Namun ternyata tak hanya Warsawa saja yang berminat untuk mendalami
teknologi antikanker. Warsito mengatakan hampir seluruh dunia sudah
antre mempelajari teknologi temuannya.
"Yang sekarang lagi menunggu yaitu Kanada, AS, Australia, Singapura,
Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi, India juga," ujar
Warsito.
Selain antrean dari lembaga atau komunitas, teknologi ECCT Warsito
itu juga diminati kalangan individual, yang tak kalah antusias.
"Tambah perorangan banyak sekali. Kemungkinan kita akan jadwalkan training tahun ini sebisanya," ujar Warsito.
Terkait banyaknya permintaan pelatihan teknologi antikanker di luar
negeri, Warsito mengaku tak menutup kemungkinan akan memboyong mantan
karyawannya yang sudah dirumahkan menyusul tutupnya klinik riset
teknologi kanker di Tanah Air.
Diketahui pada awal Februari lalu, 70 persen karyawannya di-PHK setelah klinik ditutup.
"Kalau di luar negeri sudah berkembang, kemungkinan bisa direkrut kembali," tutur dia.
Sebelumnya, Warsito mengumumkan misi pelatihan teknologi ECCT di luar negeri melalui akun Facebooknya.
Keputusan itu diambil setelah dia mengaku bingung dengan nasib teknologi antikanker yang ia kembangkan di dalam negeri. "Warsawa adalah kota kelahiran Marie Curie, fisikawan, penemu
Polon dan Radon, satu-satunya wanita yang meraih Nobel dua kali, pionir
radio terapi 100 tahun lebih yang lalu. Sekarang, kamu memulai pelatihan
ECCT internasional pertama untuk pengobatan kanker dari tempat pertama
kali Curie Intitute od Oncology, Warsawa didirikan," tulis Warsito dalam akun Facebooknya.
Menyelidiki kaitan penyebaran Zika dengan sindrom ini.
Guillian-Barre bisa menyebabkan kelumpuhan total (cpreplab.weebly.com)
CB - Dr. James J. Sejvar, seorang pakar neuroepidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat (U.S. Centers for Disease Control and Prevention/CDC)
bertolak ke Puerto Riko untuk mempelajari apakah virus Zika menyebabkan
peningkatan kasus gangguan neurologis langka yang dikenal sebagai
sindrom Guillain-Barre.
"Saat ini kami sedang fokus di Puerto
Riko, di mana kami baru saja mulai meneliti kaitan kasus Zika dengan
sindrom Guillain-Barre. Dengan harapan kami dapat menemukan titik terang
penyebab munculnya wabah ini," ujar Sejvar, seperti dikutip dari situs Channel News Asia, Rabu, 10 Februari 2016.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu meramalkan bahwa Zika akan menyebar ke
semua negara di Amerika, kecuali Kanada dan Chili. Pada 5 Februari
lalu, Pemerintah Puerto Riko mengumumkan negara dalam keadaan darurat
terhadap Zika lantaran wabah ini berkembang menjadi 22 kasus.
Guillain-Barre
adalah sindrom langka di mana kekebalan tubuh menyerang sistem saraf di
dalam tubuh kita. Ini biasanya terjadi beberapa hari setelah terpapar
virus, bakteri atau parasit.
Seseorang yang terkena
Guillain-Barre akan merasakan rasa lemas pada kaki, lengan dan menyerang
tubuh bagian atas. Dalam beberapa kasus, sindrom ini menyebabkan
kelumpuhan total.
Nantinya, kata Sejvar, hasil penelitiannya di
Puerto Riko ini akan dikembangkan lebih lanjut dan mengidentifikasinya
apakah penyebaran Zika ini berhubungan erat dengan Guillain-Barre.
Dokumentasi
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek (kiri), dan Menko PMK, Puan Maharani
(kanan), saat memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat kabinet
terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/2). Rapat tersebut
membahas soal pencegahan penyebaran virus Zika di Indonesia. (ANTARA
FOTO/Widodo S Jusuf)
Surabaya (CB) - Pusat Penelitian Flu Burung (AIRC)
Universitas Airlangga membutuhkan waktu enam bulan untuk membuat vaksin
Zika jika diperlukan pemerintah, karena hampir semua negara yang bisa
membuat vaksin, pasti akan menawarkan dan mengikrarkan untuk membuat
vaksin Zika.
"Kami hanya membutuhkan waktu selama enam bulan untuk bisa
menghasilkan vaksin Zika, namun kami akan bekerjasama dengan industri
vaksin nasional, seperti PT Bio Farma di Bandung, yang selama ini telah
kerjasama dengan kami," kata Ketua AIRC Universitas Airlangga, Chairul A
Nidom, saat dihubungi, Minggu.
Ahli vaksin ini menjelaskan, pembuatan vaksin Zika lebih mudah
dibandingkan vaksin DBD, yang sampai saat ini belum pernah dihasilkan.
Karena struktur virus DBD rumit, seperti halnya perkembangbiakan nyamuk
di daerah satu dengan lain yang berbeda.
"Vaksin DBD sampai saat ini memang sulit, namun untuk vaksin Zika
kami siap memproduksinya karena kami telah membuat beragam vaksin
terkait penyakit tropis yang pernah menjadi wabah di Indonesia seperti
vaksin flu burung, vaksin Pandemic, vaksin MERS, dan vaksin flu haji dan
umroh," paparnya.
Ia mengatakan pada Mei mendatang, pihak itu juga siap bekerja sama
untuk menghasilkan vaksin polio dan vaksin virus Rota yang selama ini
masih belum diproduksi.
Dengan kemampuan para ahli di Indonesia, tambahnya masyarakat tidak
perlu khawatir terhadap isu penyakit Zika karena virus ini bisa
diantisipasi dengan menjaga daya tahan tubuh atau immune manusia yaitu
mengonsumsi rempah-rempah berkulitas dalam makanan atau minuman.
"Masyarakat bisa mengonsumsi rempah-rempah atau dalam bahasa Jawa, empon-empon, dalam makanan atau minumannya, jangan mengonsumsi makanan cepat saji maupun penyetan karena tidak mengandung gizi," tuturnya.
Sementara itu, Institut Penyakit Tropis Universitas Airlangga juga telah mampu mendeteksi virus Zika dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (RTPCR), meskipun beberapa laboratorium riset lainnya juga telah memiliki alat ini screening virus ini.
"Beberapa laboratorium riset sudah memiliki alat RTPCR, namun tidak
semua laboratorium riset memiliki tenaga ahli menganalisa menggunakan
alat ini karena teknik analisa tidak hanya didukung kelengkapan alat
tetapi pengembangan dari analisa identifikasi virus," jelas Kepala ITD
Universitas Airlangga, ProfMaria Inge Lusida MD PhD.
Menurut dia, alat ini bisa mendeteksi beragam virus dengan
menggunakan serum untuk mengenali virusnya, namun dalam pengenalan virus
ini dibutuhkan tenaga ahli yang bisa mendeteksi beragam virus.
"Prinsip dasar alat ini yaitu memperbanyak gen dalam virus yang
bereaksi dengan serum tertentu, misalnya dengan serum A diketahui virus
tertentu akan bereaksi, maka saat dilakukan screening akan terlihat jumlah virus ini lebih banyak," katanya.
"Alat ini bekerja secara kuantitatif pada komputer setelah sampel dimasukkan dalam alat," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk memastikan virus Zika, maka
dibutuhkan waktu hingga satu pekan dari hasil deteksi virus DBD,
terlihat virus jenis lain yang belum dikenali.
Analisa kecurigaan ini bisa sampai dua hari, kemudian dilakukan pemastian dengan berbagai pengujian hingga lima hari.
Presiden AS, Barack Obama memberikan pidato
kenegaraan (state of union address) terakhir di Washington, 13 Januari
2016. Presiden Barack Obama meminta rakyat Amerika Serikat untuk tidak
mencemaskan teror dan perekonomian sehingga tidak perlu mengkhawatirkan
masa depan mereka. REUTERS/Evan Vucci
CB, Jakarta - Presiden
Barack Obama meminta Kongres Amerika Serikat mencairkan dana sebesar US$
1,8 miliar atau hampir Rp 25 triliun guna melawan penyebaran virus Zika. Seperti yang dilansir dari Reuters, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk menciptakan vaksin virus Zika.
Meski demikian, Obama mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan
dari virus yang menyebar cepat di Amerika Latin, Amerika Tengah, dan
Karibia tersebut. “Berita baiknya adalah ini tidak seperti Ebola, orang
tidak mati karena Zika. Banyak orang terinfeksi dan tidak sadar mereka
memilikinya,” kata Obama kepada CBS News, Senin, 8 Februari 2016.
Obama meminta Kongres mencairkan dana US$ 200 juta untuk penelitian,
pengembangan, dan komersialisasi vaksin baru dan tes diagnostik untuk
virus. "Namun seharusnya tidak ada kepanikan. Ini bukan sesuatu di mana
orang akan mati karenanya. Namun ini harus disikapi dengan serius,”
katanya.
Hingga saat ini, tak ada vaksin atau pengobatan untuk Zika. Virus yang dianggap membawa wabah microcephaly (mikrosefalia),
atau penyusutan otak pada balita, tersebut dianggap relatif jinak.
Kebanyakan orang terinfeksi tidak merasa sedang sakit karena tak ada
gejala seperti demam ataupun iritasi pada kulit.
Badan
obat-obatan Eropa (EMA) yang berbasis di London, regulator obat Eropa,
mengatakan telah membentuk tim ahli untuk menangani Zika. Badan ini
bertugas memberi saran dan masukan kepada perusahaan-perusahaan pembuat
vaksin dan obat-obatan.
Di tempat terpisah, Direktur Institut
Nasional Alergi dan Infeksi Amerika Serikat Anthony Fauci berharap
Amerika Serikat tak terinfeksi Zika secara besar-besaran. Sebab, vaksin
tidak akan siap dalam beberapa tahun mendatang.
"Kami sudah
mulai mengembangkan vaksin pada tahap awal, dan kami tidak bisa
memprediksi bahwa kami mungkin akan berada pada fase percobaan pertama,
hanya untuk menentukan apakah itu aman. Jika ada respons yang baik,
mungkin itu terjawab pada akhir musim panas atau pada akhir tahun ini,”
kata Fauci.
Para ilmuwan sedang bekerja untuk mencari tahu apakah ada hubungan sebab-akibat antara Zika
dan bayi yang lahir dengan mikrosefalia. Penelitian ini dimulai setelah
lonjakan kelahiran cacat di Brasil pada saat yang sama ketika virus itu
menginfeksi ribuan perempuan hamil.
Di Kongres, upaya Obama
ini menghadapi tantangan dari Partai Republik dan beberapa rekannya di
Demokrat, yang memintanya untuk bertindak tegas menghadapi Zika. Meski
demikian, Obama menegaskan dana tersebut akan dihabiskan di Amerika
Serikat untuk pengujian, pengawasan, dan respons di daerah yang
terdampak.
Permintaan dana Obama kepada Kongres juga termasuk
US$ 335 juta untuk Badan Pembangunan Internasional AS guna mengontrol
nyamuk, kesehatan ibu, dan upaya kesehatan lainnya yang menyangkut Zika.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengunggah travel advisory
melalui situs resmi mereka. Hal ini sebagai upaya melindungi masyarakat
Indonesia terhadap kemungkinan tertular penyakit yang bersumber dari
virus Zika, yang tengah menjangkit di beberapa negara terutama
negara-negara Amerika Latin.
Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K),
memberikan pesan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang hendak
berkunjung negara yang sedang terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus
Zika, dianjurkan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan
cara memakai pakaian panjang dan tertutup, menggunakan obat oles
antinyamuk, dan tidur menggunakan kelambu atau dalam kamar dengan kawat
kassa antinyamuk.
Selanjutnya, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami sakit.
“Wanita hamil sebaiknya tidak berkunjung ke negara yang sedang KLB
penyakit virus Zika. Jika terpaksa harus melakukan perjalanan ke negara
tersebut, hendaknya melakukan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk
secara ketat”, ujar Menkes, dalam situs resmi Kemenkes, Jumat
(5/2/2016).
Bagi siapa saja yang baru kembali dari negara yang sedang mengalami
KLB penyakit virus Zika, juga diminta untuk memeriksakan kondisi
kesehatannya dalam kurun waktu 14 hari setelah tiba di Indonesia.
“Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami keluhan
atau gejala demam, ruam kulit, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, dan
mata merah. Jangan lupa, sebutkan riwayat perjalanan dari negara yang
sedang KLB penyakit virus Zika kepada dokter pemeriksa”, pesan Menkes.
Pemerintah dinilai perlu mengambil langkah untuk mencegah kemungkinan
masuknya virus dari luar negeri yang dilakukan oleh tingginya
intensitas lalu lintas barang dan manusia lintas negara. Kementerian
Kesehatan akan meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara melalui
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh bandara dan pelabuhan di
Indonesia. Upaya lainnya adalah meningkatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan.
Adapun negara-negara yang mengalami KLB Virus Zika, yaitu: Brazil,
Cape Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan
Suriname. Sedangkan negara-negara yang memiliki status transmisi aktif,
yaitu: Barbados, Bolivia, Curacao, The Dominican Republic, Ecuador,
Fiji, French Guiana, Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Meksiko, New
Caledonia, Nicaragua, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Samoa, Tonga,
Thailand, US Virgin Islands, dan Venezuela.
Menkes berpesan agar masyarakat tetap waspada terhadap perkembangan virus Zika, namun hendaknya tidak panik dan berlebihan.
Perusahaan farmasi India mengklaim berhasil mengembangkan vaksin virus zika (Foto: Reuters)
HYDERABAD – Kabar baik muncul dari India.
Ilmuwan-ilmuwan India mengklaim mereka berhasil mengembangkan dua vaksin
virus Zika. Dua vaksin tersebut berhasil dikembangkan oleh Bharat
Biotech International yang berpusat di Hyderabad, India.
“Kami mungkin adalah perusahaan vaksin pertama di dunia yang
memasukkan hak paten vaksin zika sembilan bulan lalu. Diharapkan formula
tersebut dapat meningkatkan antibodi sebagai pertahanan utama
menghadapi infeksi virus zika,” ujar Direktur Bharat Biotech Krishna
Ella, dilansir Russia Today, Jumat (5/2/2016).
Riset mengenai vaksin antivirus zika tersebut dimulai sejak sembilan
bulan lalu. Mereka kini akan memulai uji coba vaksin kepada hewan dan
manusia. Jika berhasil, vaksin tersebut akan mulai tersedia bagi
masyarakat umum dalam waktu empat bulan. Ella mengklaim perusahaannya
dapat memproduksi hingga satu juta vaksin.
Riset tersebut dilakukan usai Bharat Biotech secara legal mengimpor
virus tersebut ke India pada 2015. Ella meminta izin secara langsung
kepada Perdana Menteri Narendra Modi. Dia mendesak Modi agar penelitian
segera dilakukan lewat serangkaian uji klinis.
“Perdana Menteri harus ambil bagian dalam proyek ini untuk membantu
negara seperti Brasil dan Kolombia di mana kita bisa melakukan
‘diplomasi vaksin’. Kita harus membantu mereka. Kami sangat ingin
membantu dan mewujudkan masyarakat dunia yang sehat,” tutup Ella.
Jakarta, CB
--
Kasus pertama virus Zika tercatat pada awal tahun
ini di Thailand. Pemerintah Thailand mengatakan virus Zika bukan sesuatu
yang baru di negara itu dan mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
Diberitakan Bangkok Post, Rabu (3/2), Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej mengonfirmasi telah merawat pasien yang terjangkit Zika pada awal bulan lalu.
AVM
Santi Srisermphok, direktur rumah sakit itu mengatakan seorang pria
berusia 20 tahunan dirawat pada 24 Januari karena virus Zika yang
membuatnya menderita demam, ruam-ruam, mata merah, serta nyeri pada
sendi dan otot.
Pasien telah dipulangkan setelah dinyatakan sehat. AVM Santi
menambahkan, rumah sakit itu kini menerapkan langkah pengawasan infeksi
Zika yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Menteri Kesehatan
Publik Amnuay Kajina menegaskan Thailand telah menerapkan langkah
pengawasan dan pencegahan penyebaran virus Zika seperti yang diimbau
oleh WHO.
Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Thailand
bekerja sama dengan Royal Thai College of Obstetricians and
Gynaecologists untuk melakukan pemindaian yang lebih baik terhadap
wanita hamil yang menunjukkan gejala infeksi Zika seperti demam dan
ruam.
Jika menjangkiti ibu hamil, Zika bisa menyebabkan cacat
pada janin, seperti mikrosepalus, atau ukuran kepala bayi yang kecil dan
menyebabkan perkembangan otak janin tidak sempurna.
Namun Kementerian Kesehatan Thailand menegaskan publik tidak perlu panik
karena virus ini belum mewabah di Thailand. Negara itu juga bukan kali
pertama mengenal virus ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Publik Thailand, setiap tahunnya hanya ada lima kasus Zika di negara itu sejak tahun 2012.
"Warga
Thailand tidak perlu khawatir. Thailand tidak terkena wabah penyakit
ini. Kami telah meminta semua orang untuk mengawasi dan mempersiapkan
langkah untuk mengatasi virus ini. Kebanyakan pasien dengan penyakit ini
bisa sembuh," ujar Kementerian Kesehatan Publik Thailand, dikutip Reuters.
Virus Zika menjadi perhatian dunia setelah menyebabkan ribuan cacat pada
bayi di Brasil. WHO bulan lalu mengatakan bahwa penyebaran Zika yang
pesat di Amerika Latin karena kurangnya kekebalan tubuh.
Belakangan,
virus Zika dilaporkan telah memasuki Amerika Serikat dan menyebar
melalui hubungan seksual dengan penderita yang diduga baru melakukan
perjalanan ke Brasil.
Malaysia dan Singapura juga mewaspadai risiko tinggi penyebaran Zika dari Thailand.
Di
Indonesia sendiri, berdasar data dari Balai Besar Litbang Vektor dan
Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Kementerian Kesehatan RI, virus zika sudah
bersirkulasi sejak 1977. Namun, sampai saat ini, Indonesia belum
melaporkan adanya virus zika yang menjangkit.
Kemenkes nilai teknologi itu belum sesuai dengan kaidah kesehatan.
(ANTARA)
CB -
Pelaksana tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan, Tritarayati, memaparkan alasan mengapa Kemenkes
belum juga memberikan status klinik terapi kanker yang dikembangkan oleh
Warsito P Taruno.
Diketahui, peneliti tersebut telah menemukan alat Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) untuk diagnosis kanker dan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker.
Menurut hasil uji dari Kemenkes, wanita yang akrab disapa Tari itu
mengatakan, pengembangan alat ECCT dan ECVT baik pra-klinik maupun
klinik, tidak seusai dengan alat pengembangan kesehatan yang benar.
Meskipun, ECCT dan EVCT dilakukan secara simultan atau bersamaan.
“Jadi kalau kita bicara tahapan penelitian, itu mulai dari invitro, uji hewan sampai invivo, invivo ini artinya uji klinis ke manusia, masuk fase 1, 2, 3, ini (teknologi Warsito) simultan sekaligus,” jelasnya.
Hasil lain dari uji yang telah dilakukan, kata Tari, yaitu mengenai
penelitian klinik yang tidak dikerjakan di fasilitas kesehatan. "Nah, ini tidak seusai dengan kaidah penelitian kesehatan yang benar," katanya.
Kemudian, terkait penelitian yang menyangkut manusia, Tari menegaskan, untuk itu seharusnya menggunakan ethical clearance atau kelayakan etik, yang merupakan keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset.
“Di Edwar Technology (klinik riset Warsito), pengembangan alat, produsen alat dan penggunaan alat, ada pada single agency di Edwar Technology, nah yang tidak lazim dalam pengembangan alat kesehatan medis,” tuturnya.