Presiden Jokowi memaparkan bahwa ekonomi
Indonesia kini sudah dalam proses transisi yang fundamental, yaitu dari
ekonomi yang terlalu andalkan ekspor komoditas mentah beralih ke
perekonomian yang lebih menciptakan nilai tambah. (CNN Indonesia/Adhi
Wicaksono)
Jakarta, CB
--
Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang
dan Tiongkok dari 22 Maret hingga 28 Maret mendatang membawa misi
peralihan ekonomi Indonesia.
Sebelum bertolak dari Jakarta pada
hari ini, Presiden Jokowi menegaskan bahwa kunjungan ini berkaitan erat
dengan sejumlah agenda ekonomi dan pembangunan Indonesia.
"Pada
kesempatan ini, saya akan berikan keterangan singkat soal kunjungan
kenegaraan, kunjungan resmi saya dgn beberapa menteri ke Jepang dan
Tiongkok. Kunjungan ini untuk menindaklanjuti pembicaraan pada bulan
November dengan PM Abe dan Presiden Xi Jinping saat saya hadir di
Beijing," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan bahwa dalam kunjungan
ke dua negara ini pemerintah berkomitmen untuk menjalankan pembangunan
ekonomi dan pemerintahan yang baik dan bersih. Kita ingin mempercepat
pembangunan infrastruktur, revitalisasi manufaktur, peningkatkan
investasi, dan mendorong industri maritim.
Jokowi memaparkan
bahwa ekonomi Indonesia kini sudah dalam proses transisi yang
fundamental, yaitu dari ekonomi yang terlalu andalkan ekspor komoditas
mentah beralih ke perekonomian yang lebih menciptakan nilai tambah.
"Dari
ekonomi yang berorientasi pada konsumsi, akan kita alihkan pada
perekonomian yang lebih berorientasi pada produksi dan investasi," ucap
Jokowi.
Jokowi menyebut bahwa lemahnya nilai rupiah adalah sinyal bahwa
Indonesia harus melakukan perbaikan dan memodernisasi ekonomi. Meskipun
demikian, Jokowi menilai bahwa depresiasi Rupiah melindungi daya saing
Indonesia secara regional dan internasional.
"Depresiasi Rupiah menjadikan investasi di Indonesia sangat menarik dan kompetitif sebagai basis produksi," ujar Jokowi.
Hingga
saat ini, Jepang dan Tiongkok adalah dua raksasa ekonomi di Asia.
Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia, sementara
Tiongkok memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan investasi
skala besar di Indonesia.
Jokowi juga menyebutkan bahwa selama
10 tahun terakhir, banyak industri yang pindah dari Jepang, Korea dan
Tiongkok ke Asia Tenggara, didorong oleh demografi dan relitas bisnis.
"Dan
tren ini ke depan akan terus meningkat dan bahkan akan lebih besar.
Indonesia harus bekerja keras agar semakin banyak industri yang pindah
ke Indonesia," kata Jokowi.
Tidak hanya soal penanaman modal di
dalam negeri, Jokowi juga mencermati bahwa investasi asing juga akan
membawa sistem teknologi dan jaringan internasional ke Indonesia.
Untuk
mencapai tujuan ini, Jokowi menguraikan bahwa pemerintah sudah
mengambil beberapa langkah, mulai dari memperbaiki infrastruktur, baik
listrik, jalan tol, pelabuhan, dan juga membangun one-stop service
nasional di BKPM. Jokowi juga berjanji memperbaiki ruang fiskal dan
terus menekan inflasi.
"Oleh sebab itu, kunjungan saya ke Jepang
dan Tiongkok diharapkan bisa memberikan penjelasan konkret, lebih
gamblang, dan kita harapkan investasi baik dari dalam negeri maupun dari
luar akan meningkat lagi. Dan kita berharap kunjungan ini bermanfaat
bagi bangsa, negara, dan rakyat kita," ujar Jokowi.
Credit
CNN Indonesia